Five!

906 94 12
                                    

Aku lagi di starbucks, sendirian. Aku ulangi, S E N D I R I A N. Regina tidak bisa menemaniku karena kakinya sakit, mungkin karena konser, dia heboh sekali sih. Aku meminum caramel cream frap pesananku. Aku mengambil ponselku dan membuka aplikasi twitter lalu ngetweet.

@Nayabell: being alone was sucks as fuck:(

Tidak lama, banyak yang retweet dan reply. Kalian tahu, aku difollow 5 akun 5SOS, jadi followers-ku bertambah drastis.

Drrrt drrrt.

"Ternyata ada yang peduli denganku." Gumamku sambil menarik nafas. Aku membuka ponselku, ada direct message dari seseorang. I wonder who...

Luke5SOS: hey there!

Nayabell: hey,

Jujur, aku gemetaran mengetiknya. Aku menutup mulutku, lalu berteriak. Kakiku menginjak-injak lantai kayu starbucks dengan keras.

Luke5SOS: wassup?

Nayabell: not much, just being alone at starbucks.

Luke5SOS: so sad

Nayabell: i'm used to. Lol

Luke5SOS: well, i'm free right now. Which starbucks? There's a lot of it.

Nayabell: at the mall, near the nike store.

Luke5SOS: okay

Apa maksudnya dengan 'okay'? Aku mengedikkan bahu dan menyeruput minumanku sampai habis. Mataku memandangi langit-langit biru muda dengan semburat oranye. Aku bersiul, bosan sekali. Karena bosan, aku membuka isi tasku, hanya ada dompet tanpa isi, 3 novel, 2 komik, cheetos dan sisir. 3 novel itu sudah kubaca semua, begitu juga komiknya. Apa yang harus kulakukan? Cheetos itu kemungkinan sudah basi karena tidak aku makan selama 3 bulan lebih.

"Is that Luke Hemmings?" Ucap seseorang yang duduk dimeja belakangku. Spontan aku langsung menoleh ke belakang dan mendapati cengiran dengan lip ring.

"Hi." Sapaku masih menoleh ke belakang. Lalu, Luke duduk di kursi yang berhadapan denganku, aku menatapnya agak jengkel. Ngapain sih, Luke.

"Hey. It is sucks." Gumamnya. Mata Luke memandangi keadaan starbucks yang sepi dan membosankan, hanya ada dua gadis yang sedang ngobrol dan satu orang yang sibuk dengan laptopnya.

"He is Luke Hemmings!! who's that girl?" Bisik gadis yang duduk dibelakangku itu, aku mendengus. Luke nengok ke arah belakangku lalu tersenyum, aku mendengar jeritan dua gadis yang sedang menampar satu sama lain.

"They're your fans." Ucapku sambil mengubah posisi dudukku agar lebih nyaman. Luke terkekeh senang. "Yeah,"

Tiba-tiba dua gadis itu menghampiri kami dengan wajah yang memerah sambil memegangi ponsel mereka masing-masing. Dan, mereka menatapku tajam.

"Can i get your autograph?" Tanya salah satu gadis berambut brunette sambil nyengir sok imut. Gadis itu melirik ke arahku lalu tersenyum masam, aku nyengir-nyengir saja. Gadis yang satu deketin Luke dengan mata berkaca-kaca.

"Sure." Jawab Luke sambil mengambil kertas yang dibawa gadis brunette itu lalu menanda-tanganinya. Gadis yang satu berbicara, "Can i get a selfie with you?". Luke mengangguk sambil senyum. Terus mereka selfie sekitar 6 kali. Aku diam aja ngeliatin mereka yang sibuk. Lalu gadis brunette itu memberikan ponsel temannya kepadaku, "Tolong ambilkan foto kami." Ucapnya. Mereka bertiga --Luke dan fansnya-- bergaya, dan klik. Aku mengembalikan ponselnya. Astaga, kenapa aku jadi tukang foto gini?

"Who is she?" Tanya gadis yang ngajak Luke selfie itu sambil nunjuk ke arahku. Aku tersenyum kepadanya.

"My friend." Jawab Luke sambil ngelirik ke arahku. Aku ngangguk-ngangguk, setuju dengan kata-kata Luke.

fans ➸ lrh [completed]Where stories live. Discover now