07

5.2K 441 8
                                    

Setelah drama siram menyiram, Bright keluar dari kamarnya menuju lantai bawah untuk menemui sang ibu yang sudah duduk dengan segelas jus di hadapannya. Bright berjalan dengan langkah malas akibat ulah sang ibu kepadanya sejam yang lalu.

Kini Bright sudah duduk dihadapan Pam. Bright masih saja marah karena kejadian sejam yang lalu membuat tempat tidurnya basah semua.

Pam yang tengah duduk terkekeh melihat ekspresi Bright yang sangat jengkel. "makanya kalau di bangunin tuh langsung bangun. Jangan bersembunyi dibalik selimut"

Bright yang mendengar kalimat sang ibu mendengus dan melipat kedua tangannya ke depan dadanya. "tapi ibu kan bisa bangunin aku dengan cara lain. Tidak perlu nyiram aku kaya nyiram tanaman" ujarnya dengan kesal.

"apa yang ingin ibu bicarakan?"

To the point

"kau akan menikah dengan Win 2 minggu lagi" benar kata pepatah, buah jatuh tidak jauh dari pohonnya.

Bright yang mendengar pernyataan sang ibu membuat dirinya naik pitam.

Belum sempat Bright berbicara, Pam sudah lebih dulu mendahuluinya "ibu tidak suka dibantah Bright. Dan kau taukan kami tidak pernah mengajarimu membantah" Pam berdiri dari tempatnya meninggalkan Bright yang masih terdiam tak berkutik di tempatnya

Bright menggeram.

"awas saja kau Win. Akan ku buat kau menderita" cacinya seorang diri.

***

Bright tengah menunggu seseorang dengan ekspresi wajah yang sangat menyeramkan. Setiap pasang mata yang melihatnya merasa mereka akan di mangsa hidup-hidup. Sejak pernyataan sang ibu, ia benar-benar jengkel dan marah. Di tambah lagi saat sang ibu mengirimkan pesan jika Bright harus menemui Win di restaurant yang telah ia siapkan.

Bright sudah 15 menit menunggu Win yang tak kunjung datang. Amarahnya sangat tak terkendali. Bright tidak suka menunggu. Apalagi yang ia tunggu adalah seseorang yang membuat amarahnya sangat berapi-api.

Setelah 40 menit lamanya akhirnya Win datang juga. Ia segera mencari keberadaan Bright. Win sangat menyesali dengan keterlambatannya. Ia juga baru tau jika ia akan bertemu dengan Bright siang ini.

Win mengatur nafasnya yang tersengal-sengal akibat ia berlari dari kampusnya. Matanya menelusuri setiap sisi dan akhirnya menemukan Bright yang tengah memakan makan siangnya. Ia segera menghampiri Bright dengan nafas yang masih tersengal-sengal.

Bright yang sedang melahap makan siangnya melihat seseorang tengah menunduk mengatur nafasnya serta menyeka keringat yang berada di dahinya. Bright tersenyum sinis. Dan tiba-tiba alat makan yang berada di kedua tanganya ia simpan begitu saja sampai orang yang berada di hadapannya mendongak.

"hampir sejam" ujarnya melihat jam tangannya.

Win menelan ludahnya dengan susah payah. Melihat wajah Bright saat ini membuatnya sangat gugup.

"maaf, aku sudah membuat phi Bright menunggu lama" sesalnya sambil terus menunduk.

"baru kali ini aku menunggu seseorang. Seumur-umur aku tidak pernah menunggu. Bahkan hampir sejam aku menunggumu seperti orang bodoh"

"maaf" hanya kata itu yang bisa Win keluarkan. Ia juga tidak ingin membuat Bright menunggu lama. Jikalau ia tau, ia tidak akan pergi bersama Khao tadi.

"kau mau berdiri sampai kapan disitu?"

Win yang sedari berdiri dihadapan Bright akhirnya menarik kursi yang ada di hadapannya. Win masih saja terus menunduk lantaran ia tidak ingin melihat wajah Bright. Win sangat takut.

"kau akan terus menunduk seperti itu? Orang-orang pada melihat kearahku karena dirimu. Berhentilah menunduk seperti itu"

Perlahan-lahan Win memberanikan diri untuk melihat kearah Bright yang berada di hadapannya. Win masih terus saja meminta maaf kepada Bright lantaran ia sudah membuatnya menunggu sangat lama "maaf aku membuat phi Bright menunggu. Aku tidak bermaks-" belum sempat Win menyelesaikan ucapannya Bright terlebih dahulu memotongnya.

"diamlah. Aku tidak butuh penjelasanmu"

Hening..

Tiba-tiba Bright menggeser kursi yang ia duduki dan pergi meniggalkan Win begitu saja. Win yang tengah menyantap makan siangnya melihat kearah Bright yang kini sudah berada jauh dari jangkauannya.

Win menghela nafas. Bagaimana nanti jika mereka sudah menikah? Apakah ini akan baik-baik saja untuk mereka berdua? Win tidak tau itu.

Please, Look at me for just a momentWhere stories live. Discover now