10. Aurel Depresi?

643 84 20
                                    

"Arjuna?!" kaget Aya.

Arjuna mendekati Aya. Ia pun menatap tajam kakak kelas itu. Dengan sekali hentakan, ia melepas genggaman siswa itu yang berada di tangan Aya.

"Mau ngapain, ha?!" tanyanya dingin. Ia pun langsung menarik tangan Aya agar berada di sampingnya.

"Inget. Masih Adek Kelas. Jangan songong," ucap kakak kelas tersebut.

"Oh, ya? Pergi sana!" usir Arjuna.

Dua siswa itu pun menatap Arjuna yang tak memakai seragam itu dan terpampang jelas bahwa punggungnya seperti terbakar.

"Apa liat-liat?! Pergi!" sentak Arjuna. Dua siswa itu pun pergi dengan geram.

"Lo kenapa, sih?! Nekat amat masuk toilet cowok!" bentak Arjuna pada Aya.

"Dih? Kok Lo jadi marah-marah sama Gue?! Salah Lo, lah. Gue udah manggil Lo dari tadi, tapi Lo gak muncul-muncul!" balas Aya.

Arjuna menghembuskan napasnya kasar. "Tapi, kalau udah ada cowok di sini, seharusnya Lo keluar! Ngerti gak?!" kesalnya.

Aya menatap tajam Arjuna. "Terserah Lo, deh."

"Mana bajunya?" pinta Arjuna.

Aya pun memberikan kaos yang telah diberi oleh pak Bento. "Nih, Gue minjem sama Pak Bento."

"Ha?! Lo minjem sama Pak Bento? Dia 'kan satpam," ucap Arjuna yang menerima kaos itu.

"Lah? Emang kenapa? Bajunya juga gak ada tulisan satpamnya, kok."

Arjuna melebarkan baju yang awalnya dilipat itu. "Aya cantik! Ini ada tulisan Pak Bentonya!" kesal Arjuna.

Aya terperangah, ia pun mulai melihat baju itu dan benar saja, ada sablonan dengan tulisan 'Pak Bento' di bagian belakangnya. "Anjir, Gue gak tau," kekeh Aya.

"Masa Gue pake baju ini? Nanti Gue diketawain sama semua orang, secara Gue 'kan kapten basket terkenal," ucap Arjuna yang mulai sombong.

"Alah, basi. Pokoknya pake, Gue tunggu di luar ya, Pak Bento sayangku." Aya menahan tawanya yang sebentar lagi akan meledak. Ia pun keluar dari toilet pria itu.

Aya tertawa puas di depan toilet, sambil memegangi perutnya yang mulai keram, "Hahaha, gak habis pikir Gue, aduh, huh, perut Gue sampe sakit gini." Aya mengusap air mata yang tiba-tiba keluar karena terlalu banyak tertawa.

"Jahat banget, si Aya!" geram Arjuna. Ia pun mulai memakai kaosnya dan segera keluar dari toilet.

🍂🍂🍂

"Iya, Bu. Benar ini Kakaknya Aurel Anindiya. Ada apa, ya, Bu?" tanya Aya yang mulai deg-deg'an.

"Adek Mba membuat kerusuhan di sekolah, dia seperti kehilangan kesadaran diri."

"Apa, Bu? Adek Saya buat kerusuhan di sana?!" tanya Aya tak percaya.

"Iya, Aurel memanggil nama Mamanya terus, apa bisa beliau datang ke sini? Saya sudah coba telephon melalui hp Aurel tapi tidak aktif."

"Mama saya sedang keluar negeri, Bu. Tidak bisa. Jadi Saya saja yang ke sana. Tolong titip Aurel ya, Bu. Maaf merepotkan."

"Oh, iya, Mba. Tidak apa-apa, Saya tunggu ya, Mba. Kehadiranya."

"Baik, Bu. Terimakasih."

"Sama-sama, Mba."

JERITAN BATIN [TELAH TERBIT] ✔Where stories live. Discover now