17. Bayanganmu mencelakaiku.

487 74 37
                                    

"Makasih, ya, Jun," ucap Aya di sela-sela perjalanannya menuju UKS. Banyak pasang mata yang menatapnya terkejut. Tak kalah banyak juga yang menatapnya sinis. Masih banyak yang merasa jijik dengan Aya, karena rumor yang beredar kala itu.

"Iya, sama-sama," jawab Arjuna pada Aya yang sedang digendongnya itu. "Kaki Lo, kok, bisa sakit?"

Aya menatap Arjuna dari bawah, "Iya, Gue juga gak tau."

"Jangan bohong."

Aya membenarkan pegangan tangannya yang berada di leher Arjuna. "Hm, Gue boleh minta tolong?"

Arjuna menatap gadis yang sedang digendongnya itu. "Apa?"

"Sebelumnya, Akbar beneran suka gak sih, sama Gue?" tanya Aya yang membuat Arjuna terkejut.

"Kayaknya iya," rintih Arjuna menahan sesak.

"Hm, tolong jauhin Akbar dari Gue, bisa? Gue gak mau Kayra sakit hati dan Gue gak mau persahabatan Gue sama Kayra hancur," mohon Aya.

"Kayra suka sama Akbar?" tanya Arjuna yang sedikit terkejut.

"Iya," jawab Aya.

Tak lama mereka berdua pun sampai di dalam UKS.

Arjuna membaringkan Aya pada Flat Bed.

"Sepatu Lo dibuka aja, ya? Takutnya lukanya parah," ucao Arjuna.

Aya mengangguk, "Emang Lo gak jijik bukain sepatu Gue?"

Arjuna terkekeh, "Lo gak inget, pas kaki Lo terkilir itu?" tanya Arjuna.

Aya berusaha mengingat kembali kejadian itu. "Eh, iya! Waktu itu Gue sakit banget, jadi gak nyadar Lo bukain sepatu Gue," kekeh Aya.

Arjuna hanya menggeleng dan membukakan sepatu Aya. "Ya? Kaki Lo kayak melepuh gini, sih? Jujur, kena apa?" tanya Arjuna.

"Hmm, kena air panas."

"Hobi Lo kena air panas mulu," celetuk Arjuna. "Tangan Lo udah gak apa-apa?" tanyanya kembali.

"Udah enggak. Perhatian banget sih, Lo? Ada maunya nih! Oh iya, Lo udah bantuin Gue banyak banget dari kemarin-kemarin. Curiga Gue, Lo pasti ujung-ujungnya mau minta imbalan, 'kan?" tanya Aya memicingkan matanya.

Arjuna gemas sendiri melihat Aya yang seperti mengintrogasi dirinya. "Kan Gue waktu itu udah pernah bilang, Gue bakalan minta imbalan, tapi nanti, masih rahasia."

Aya mencebik, "Ih! Awas macem-macem!" ancamnya.

🍂🍂🍂

Sedangkan di sekolah SMP Cahaya Merpati. Seorang gadis sedang termenung di dalam kelasnya. Semua temannya tak ada yang berani mendekatinya. Terkecuali, Raya. Dia adalah teman sebangku gadis itu.

"Rel? Lo ngelamunin apa, sih?" heran Raya yang melihat teman sebangkunya itu.

Namun gadis itu tak juga menjawab, tatapanya kosong.

"Rel? Hello! Udah bel istirahat nih, Lo gak mau ke kantin?" Gadis itu tak juga mengubris ucapan Raya.

"AUREL!" teriak Raya kesal.

"Eh, eh? Iya kenapa?" kaget Aurel.

"Lo kok bengong, sih? Kesambet ya, Lo?" Raya mendelik.

Aurel menggeleng sambil tersenyum. "Ada apa?"

"Mau ke kantin, gak?" tawar Raya.

JERITAN BATIN [TELAH TERBIT] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang