10

10.6K 532 2
                                    

Please kindly leave your vote and comment. And pardon me for the typos.

Part ini hampir sepenuhnya adegan dewasa.

happy reading ♥️


***

21+++++

Dru terbagun saat merasakan pelukan seseorang, sinar mentari sudah masuk melewati ventilasi jendela kamarnya. Ia menghela napas saat menyadari siapa yang saat ini memeluknya, tentu saja Juna. Ia heran bagaimana pria itu bisa masuk rumahnya, padahal ia tidak pernah memberikan kuncinya.

I miss you.” Juna berbisik ditelinganya sembari mempererat pelukannya.

“Bagaimana Mas bisa masuk?”

“Ya bisa, lewat pintu.”

“Tapi kan kamu engga punya kuncinya.”

“Siapa yang bilang?”

“Kamu duplikat in kunci rumah aku Mas?” tanya Dru tak percaya.

“Siapa suruh engga pernah mau ngasih kunci cadangan kamu.” jawab Juna kesal karena wanita itu selalu menolak ketika ia meminta kunci cadangan rumahnya, “Aku rindu bau kamu.”

Juna mengendus aroma vanilla dari rambut dan tubuh Dru, pria itu semakin semangat untuk mengendus leher. Memberi kecupan-kecupan kecil, lalu menuju ke telinga dan meniupnya. Membuat Dru meremang, Juna memang tau di  mana titik sensitif dari wanita ini. Pria itu menggigit gemas telinganya,

“Shhh, geli Mass.”

“Dru aku rindu kamu,” pria itu kini berada di atasnya.

 “Aku rindu mata ini,” Juna mencium kedua matanya “hidung ini,” lalu kemudian hidung mancungnya “pipi ini,” lau kedua pipinya yang kini merona karena sedang bergairah “dann bibir manis ini.”

Pria itu melumat bibir Dru dengan ganas, seolah tak ada hari esok. Sudah 2 minggu ia tidak bercinta, terakhir kali pun ia bercinta dengan Dru. Ajakan Saras selalu ia tolak dengan alasan lelah, tapi sejujurnya ia tidak napsu untuk bercinta dengan wanita lain. Yang Juna inginkan hanya memasuki Dru, bukan wanita lain.

“Mass ahhh.” desah Dru tak tahan saat Juna mengulum telinganya dan menggesekkan kejantanan yang telah mengeras ke kewanitaannya.

Juna segera melepaskan ikatan tali pada baju tidur Dru, kini payudara yang begitu menggoda terpampang di depan matanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Juna segera melepaskan ikatan tali pada baju tidur Dru, kini payudara yang begitu menggoda terpampang di depan matanya. Mulutnya segera menghisap salah satu puting, tangan kirinya ia gunakan untuk meremas payudara lainnya sedangkan tangan kanannya bermain di kewanitaannya.

“Ahhh, Mas jangan digigit.” Jerit Dru, payudaranya yang kini semakin sensitif karena kehamilannya.

“Dru kamu udah siap aku masuki hmm?” Juna menggodanya saat mengetahui kewanitaannya sudah basah.

Entah sejak kapan kancing-kancing kemeja Juna telah dilepaskan Dru, dan kini Juna menanggalkan semua pakaiannya. Miliknya sudah begitu tegang, merindukan milik Dru. Juna memposisikan wajahnya di depan kewanitaan Dru, dan menahan kedua kakinya agar terbuka lebar.

“Mas ngapain?”

“Melakukan hal yang aku suka, dan kamu pasti menikmatinya.” Ucap Juna sebelum menjilat dan menghisap kewanitaan Dru.

“Shhh..ahhh. Stop it.” Dru mencoba menutup kakinya dan menarik kepala Juna agar menjauh dari kewanitaanya. “Masss.”

Entah berapa lama Juna menikmati kewanitaan Dru sampai akhirnya wanita itu menggelinjang dan mendapatkan pelepasan pertamanya. Dru terbaring dengan pasrah, kakinya terbuka lebar, napasnya tersenggal-senggal. Juna menatap pemandangan indah itu, ia selalu suka melihat wajah Dru saat mendapatkan pelepasannya.

Juna kembali berada di atas Dru, mengarahkan kenjantanannya yang sejak tadi sudah mengeras ke kewanitaan Dru. Pria itu mendesah saat merasakan miliknya menyentuh kewanitaan kekasihnya, ia menggesek-gesekkan kejantanannya sebelum memasukkannya sepenuhnya.

“Ahhhh..milikmu selalu nikmat Dru.” Juna mulai bergerak, dan memompa kejantanannya.

Setelah hampir tiga puluh menit memompa Dru, dan mencoba banyak posisi Juna akhirnya mendapatkan pelepasannya.

“Jangan di dalem Mass.” Cegah Dru saat mengetahui pria itu akan keluar.

Juna menurut, mungkin karena sekarang masa subur Dru jadi wanita itu melarangnya ke luar di dalam. Padahal wanita itu melarang karena takut terjadi apa-apa pada janinnya. Bahkan wanita itu khawatir mengingat bagaimana ganasnya Juna saat bercinta dengannya, ia takut membahayakan anak yang sedang ia kandung.

“Dru sebenernya aku masih ingin bercinta, tapi aku belom tidur sejak kemarin. Dan perjalanan dari Jakarta begitu melelahkan.”

“Ya udah sekarang istirahat.” Dru memandang wajah tampan Juna dan menyusuri hidung mancung pria itu dengan jarinya lalu mengecup rahangnya.




” Dru memandang wajah tampan Juna dan menyusuri hidung mancung pria itu dengan jarinya lalu mengecup rahangnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Juna

MINE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang