| 6 | Misi gagal ◡̈

95 42 28
                                    

Happy Reading')

------

"Setiap kelakuan yang dilakukan, pasti memiliki alasan."

°°°

Seperti biasa, Naya sudah sampai di sekolah. Dengan memegang erat tali tasnya memang sudah menjadi kebiasaannya.

Naya berjalan dengan menunduk pasalnya dia takut untuk menatap para murid lainnya yang selalu memandang jijik kerahnya.

Semakin dekat menuju kelasnya, suara para murid semakin berisik, Naya lantas mengangkat wajahnya dan mencari sumber kegaduhan itu, ternyata suara gaduh itu berasal dari mading yang memang dekat dengan kelasnya.

Sedikit penasaran, Naya akhirnya kembali melanjutkan langkahnya, namun tiba-tiba ...,

Brukk!!

Naya jatuh tersungkur, lantas semua atensi murid yang sedang menyerbu mading pun teralihkan dan terfokus menatap Qila.

Suara tawa meledak seketika.

"Bajunya begitu lusuh!"

"Kasian sih, tapi boong!"

"Ngakak bener tu si buluk!"

"Awali pagi mu dengan kesengsaraan."

Dan masih banyak celotehan lainnya yang terus keluar dari mulut tak berakhlak itu.

Sedikit kesal, Naya lalu bangkit dari posisinya itu, sial, lutut dan kening nya terasa ngilu.

Tidak salah lagi, Naya merasa ada yang menyelengkat kakinya, melihat ke arah belakang, Naya melihat Langit yang sedang menatapnya sambil tersenyum miring.

"Apa?" Langit menaikan sebelah alisnya, songong.

"Mau marah?" ujar Langit, sambil terus berjalan mendekat ke arah Naya.

"Malu gak tuh?" ejeknya sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

Menghiraukan ucapan Langit yang menurutnya tidak penting untuk diladeni, lantas Naya berbalik lalu kembali melanjutkan langkahnya, menuju kelasnya.

Tapi, baru saja ia akan sampai pintu, lagi dan lagi ada penganggu.

"Selamat atas kemenangan lo!" ucap Rossa sinis, lalu menubruk bahu Naya keras, membuat Naya mundur beberapa langkah.

"Kemenangan?" Bingung Naya.

"Bolot! Lihat Mading!" ucap Langit, lalu berlalu masuk kedalam kelas.

Naya lalu berjalan kearah mading, seketika matanya membulat, dia senang sekarang.

Terlihat disana bahwa Naya akan mewakili sekolahnya sebagai peserta olimpiade matematika tingkat nasional.

Naya lantas mengucap syukur berkali-kali, lalu sambil tersenyum bahagia, Naya memasuki kelasnya.

°°°

Waktu istirahat tiba, seperti biasa kantin menjadi sasaran utama pada murid. Terlihat ditempat yang paling pojok ada Nindi dan juga Rossa. Disana Nindi terus saja mengoceh, sedangkan Rossa malah sedang melamun.

"Eh Ros lo tau gak? Gilaaa si Joni nembak gue. Gue bingung harus jawab apa coba, nerima dia? Apa nolak? Aduh puyeng deh kepala gue," celoteh Nindi panjang lebar, namun Rossa masih tetap sama melamun.

"Joni itu ganteng, cuman pacarnya banyak, ya kali gue jadi pacar ke 8? Tapi ... Dia manis banget, romantis juga, hohoo gini amat jadi gue, gampang bapernya. Menurut lo gue harus gimana nih?" tanya Nindi kepada Rossa, yang hanya dijawab dengan anggukan lalu gelengan oleh Rossa.

BUMANTARAWhere stories live. Discover now