EMPAT BELAS

8.3K 534 48
                                    

11 Februari 2015

[Greyson’s POV]

“Apa? Aku sudah melakukan semuanya!”

BRAK! untuk kali pertama, aku menggebrak meja didepan Mom. Dia masih juga tak bergeming—ah biarlah. Masa bodo juga dengan rasa sakit yang mulai berdenyut diseluruh buku jari tanganku.

Kutatap Mom tajam, namun dia terusmenunduk.

“Aku membunuh Dad!”

Tidak ada respon.

“Dan aku suka membunuh orang.. Mmm maafkan aku, Mom. Aku…” Aku memindahkan pandangan ke pangkuanku sendiri yang kosong. Kedua tanganku berada diatas meja, dengan kesepuluh jari saling bertaut memainkan satu sama lain. “…kukira Mom akan marah dan mengomeliku seperti saat aku memecahkan guci Cina mahalmu. Atau..” aku menengadah lagi, menatapnya lagi, berusaha mencari siapa tahu siapa tahu ada respon baru darinya kali ini.

Ah, aku tahu sekarang penyebabnya kenapa tidak ada respon.

“Mom, aku tidak bergurau. Aku membunuh Dad atas keinginanku sendiri. Ta-tapi, ini ‘kan demi kebaikan kita semua!”

Semenit, dua menit, aku mengulur waktu… Jantungku berdebar-debar, mengharapkan ada sorakan atau ucapan terima kasih penuh kebahagiaan dari Mom. Aku menjadi pembunuh, dan jujur aku bangga kali ini.

Aku melakukan apa yang benar, hanya itu.

Tapi… 3 menit berlalu, Mom masih tertunduk dalam diam. Seketika emosiku naik.

“Kau ini kenapa sih Mom?!” kuambil pisau dari keranjang buah diatas meja didepanku lalu aku menghampiri Mom. Ini benar-benar sudah keterlaluan—aku tidak tahan lagi!

Kutusukkan ujung pisau besi itu ke pipi Mom lumayan dalam lalu menggoresnya ke depan.

Tapi tetap saja tidak ada respon!

“KAU GILA BERTAHAN DALAM DIAM SEPERTI INI!” teriakku sambil menendang meja makan hingga roboh terbalik. Dadaku naik turun cepat, seiring dengan ritme napasku yang juga cepat.

“Mana apresiasimu atas usahaku?! Kau tidak pernah menghargai apapun yang kuperbuat! Tidak! Hanya Tanner dan Alexa saja yang kau anggap anakmu, iya ‘kan?! Lalu aku ini bagaimana?!”

Kuangkat pisauku lagi, lalu menancapkannya ke lengan atas kanan Mom. Kemudian kubuat goresan panjang, yang langsung disusul oleh darah gelap kental yang mengalir lambat.

“Sigh, sialan. Aku capek tak dianggap olehmu.” kulempar pisau itu ke sembarang arah lalu kembali ke tangga. Kira-kira Ariana sedang apa ya?

Sedari pagi aku menyekapnya di dalam sana, dan seingatku dia bahkan tidak menggunakan pakaian. Ah, bodoh kau Greyson. Dia pasti kedinginan dan kelaparan didalam sana.

Kembali aku turun ke lantai satu, mengambilkan pakaian Alexa lalu sisa makanan yang tersisa dari dapur dan naik lagi ke lantai dua. Kubuka kunci pintu kamar dimana Ari berada dan…

Aku tersenyum lega. Dia sedang tidur pulas diatas ranjang dan berbalut selimut.

Selama beberapa saat aku tak bergerak dari ambang pintu. Aku menimbang-nimbang, haruskah aku membangunkan dia secara sekarang ini masih pukul 3 pagi?

Pandanganku jatuh lagi pada wajahnya yang masih terlelap. Dia benar-benar secantik malaikat. Wajahnya seperti memancarkan kelembutan yang…sulit untuk kujelaskan. Yang jelas aku selalu merindukan kelembutan itu, dan juga selalu menginginkannya setiap saat.

Tapi dia disini sekarang—senyumku kembali terkembang. Kali ini rasanya lebih lebar dari sebelumnya—Kuharap, Ari tak akan pernah meninggalkanku.

Kuletakkan pakaian dan makanan—yang hanya sandwich serta air mineral—diatas meja kecil dekat tempat tidur. Setelah itu kuhampiri Ari, mengusap keningnya yang sedikit tertutupi oleh poni, lalu mengecupnya lumayan lama.

Seketika terbersit dalam benakku keinginan untuk mengajak Ari jalan-jalan nanti. Ah iya juga! Akan kuajak dia nanti ke tempat favoritnya.

-to be continued-

sorry ya gue LAMA BANGET update Psychopath :’( entah kenapa ide gue kebanyakan muter2 di Father For Addo.

And! Kalo ada yang pengen baca cerita adventure, gue udah punya TRILOGI PLANET X : Looking For Greyson (buku 1 nya), bisa cek di myworks gue wkwkw

so wdyt about this chapter? feedback? :’)

happy Friday! xoxo /Kiki/

Psychopath // Greyson Chanceحيث تعيش القصص. اكتشف الآن