TUJUH

8.5K 575 22
                                    

[Author’s POV]

Ariana meringis menahan sakit di pantat serta sikunya yang membentur lantai paling pertama dan keras. Greyson hanya berdiri memperhatikan. Sebuah senyum yang menyerupai seringaian masih terpampang di wajahnya.

“Selamat datang di rumah, Ariana.”

Ucapan itu menyulut emosi Ariana. Cepat-cepat dia bangkit berdiri lalu pergi ke pintu. Namun Greyson menangkap lengannya dan mencengkramnya kuat-kuat. Gadis itu kembali meringis kesakitan. Dia bisa merasakan kuku Greyson menusuk ke dalam kulitnya dan menimbulkan perih.

Selanjutnya Greyson menjambak rambut dibelakang kepala Ariana; membuat wajah gadis itu mendongak ke atas.

“Sekarang inilah rumahmu, mengerti?” ucap Greyson penuh penekanan persis didepan wajah Ari.

“Lepaskan aku!! Aku mau pulang!!” Ari mencubit keras tangan Greyson yang menjambak rambutnya. Dia berhasil—didengarnya Greyson mengaduh dan melepaskan genggamannya. Ariana langsung menghambur ke pintu, mencoba menarik gagangnya namun pintu itu sama sekali tidak bergerak.

Ia terkunci. Didalam rumah Greyson.

“Dasar perempuan brengsek. Kemari kau!” Greyson menarik kunciran serta salah satu tangan Ari dan menyeretnya paksa ke dalam. Ariana sama sekali tidak bisa melawan. Dia benar-benar ketakutan dan mulai menangis.

“Aku sudah menuruti permintaanmu untuk memanggilmu Ariana, jadi jangan coba-coba untuk meminta lebih!” Greyson menendang tubuh Ari hingga jatuh tersungkur didekat sofa. Gadis itu menangis lebih kencang, berharap ada tetangga yang mendengar lalu menyelamatkannya. Namun apa yang dilakukannya hanya memicu emosi Greyson.

“BERHENTI MENANGIS!”

“BEBASKAN AKU, BASTARD!”

*PLAK

Ariana memegangi pipi kanannya yang baru saja ditampar keras oleh Greyson. Emosinya seketika ikut tersulut.

“Jadi begini caramu memperlakukan wanita?! Aku tidak menyangka kau benar-benar orang yang kasar!”

Greyson terdiam. Perkataan Ariana menusuk ke dalam hatinya. Dia serasa ditampar balik di wajah, serta perasaan bersalah sekaligus malu mulai menyelubungi dirinya.

“Kenapa kau tidak pernah berhenti menyakiti perasaanku, hah?” tanya Greyson dingin. Ariana hanya menatapnya. “Aku lelah, Ari, aku lelah memperjuangkanmu yang bahkan tidak pernah melirikku sedikit saja.”

Greyson berbalik, masuk ke dalam sebuah pintu di belakang sofa. Ariana hanya diam. Dia masih syok dengan apa yang baru saja terjadi. Syok bahwa sekarang dia akan tinggal bersama Greyson; menyalahkan diri sendiri karena tidak langsung lari disaat pertama kali Greyson menangkap tangannya; dan perasaan yang paling mendominasinya adalah takut.

Dia tidak bisa merasa aman disini. Dia tahu Greyson adalah pembunuh. Dia sudah diperlakukan kasar secara fisik olehnya. Dan dia akan mendapat banyak penyiksaan lainnya… cepat ataupun lambat.

Tubuh Ariana gemetar. Air matanya makin banyak yang merebak keluar. Dia ingin pulang.

Lamunan Ariana buyar begitu mendengar bunyi pintu terbuka. Greyson keluar dari dalam kamar sambil membawa sesuatu ditangannya. Benda hitam, kecil, kotak. Ariana tidak tahu benda apa itu karena belum pernah melihatnya. Namun feelingnya bilang, benda apapun itu pasti akan digunakan Greyson untuk mencelakakannya.

Spontan gadis itu berjalan mundur. Tapi Greyson terus maju mendekatinya.

“Bitch, kau mau lari lagi?”

Pandangan Ari tak bisa lepas dari benda itu. Greyson kemudian menyalakannya, dan kepanikan serasa mencekat tenggorokan Ariana ketika melihat ada arus listrik muncul dari ujung benda itu.

“PERGI DARIKU!” Ariana mempercepat langkahnya. Sesekali dia menabrak barang-barang dibelakangnya seperti meja, namun dia tidak peduli. Karena jarak mereka berdua justru semakin dekat dan gadis itu sudah tahu persis apa yang akan segera terjadi padanya…

“Kau takut dengan ini? Ini hanya setrum kecil.”

“Kau gila!”

“Katakan lagi?”

Tepat disaat itu punggung Ariana membentur dinding. Greyson tersenyum.

“Ku..kumohon, Grey… Kalau kau mencintaiku… kau tidak seharusnya menyakitiku..”

“Tapi kalian melakukannya.” raut wajah Greyson berubah lagi; sedih dan marah. “Jadi, kau yang harus merasakannya.”

“Tapi kenapa ak—AAAAAAA!!!!!”

Greyson menempelkan ujung alat itu yang bersetrum di perut Ariana selama beberapa detik. Gadis itu menjerit kencang, sebelum akhirnya tergolek lemas tak sadarkan diri.

**

an: psychopath mau gue buat pendek2 :| kalo gak ada tanggal di awal cerita, artinya kejadian itu masih kelanjutan dihari yang sama.

oiya info gue nge cancel beberapa buku di wattpad ini: Indoricano, Your Sister Loves Me Too, Temptation in Edmond Sky, dan Re-Arrange. Romance semua ye.-. wkwkw Gue mau fokus di Psychopath sama FFA. Gue emang lebih suka di fantasi, jadi.. ya gitu-_-

 

yo sebelum pergi give me a VOMMENT?

-kiki

Psychopath // Greyson ChanceWhere stories live. Discover now