SEBELAS

8.8K 513 11
                                    

[Author's POV]

(sinyal jelek, wattpad rada eror T.T makanya gini jadinya update-annya. maaf ya. hope you still enjoy--DOUBLE UPDATE)

Greyson mengajak Ariana naik ke lantai dua. Ari merasa aneh ketika menjejakkan kakinya disana. Intinya hanya satu; aura di lantai dua jauh lebih buruk ketimbang lantai satu, padahal disana bersih sekaligus ada lumayan banyak cahaya matahari masuk dari jendela. Ada sesuatu disana yang membuatnya sama sekali tidak nyaman. Bulu kuduknya bahkan merinding.

Ariana menyapukan pandangannya ke sekeliling koridor lantai dua. Hanya ada pintu-pintu kamar yang tertutup dan persis lurus dihadapannya, koridor itu pecah menjadi sebuah pertigaan. Firasat Ari mengatakan bahwa rumah ini benar-benar luas. Jumlah pintu kamar yang ia lihat pun sudah tergolong terlalu banyak untuk rumah yang ditinggali oleh sebuah keluarga.

"Keluargaku membeli sebuah rumah penginapan kecil," terang Greyson, seolah bisa membaca pikiran Ariana. "Kami melakukan renovasi besar untuk mengubah lantai satu, seperti membuat kamar tamu, kamar keluarga serta ruang makan. Tapi kami melupakan kamar-kamar di lantai dua."

Greyson menoleh ke Ariana. Terkejut, Ariana langsung mengangguk untuk menanggapi. Tapi anggukannya terlihat sedikit gugup.

"Biar kuajak kau melihat-lihat," lanjut Greyson sambil memegang tangan Ari dan mereka memulai perjalanan selayaknya sebuah perjalanan wisata. Ariana mendengarkan sesekali. Ia berusaha keras berkonsentrasi sekaligus melawan aura tidak nyaman entah apa yang terus-terusan mengusiknya.

Mereka berbelok ke kanan dari pertigaan yang tadi dilihat Ariana sebelumnya. Greyson terus mengoceh dan Ariana tetap memberikan respon anggukan atau gumaman "hmm" dalam kerongkongannya secara berkala-hanya sebagai cara untuk melindungi diri dari amukan temperamen Greyson.

Lama-lama memperhatikan pintu kamar membuat Ariana ingin masuk ke dalam salah satunya. Ia berani bertaruh di kamar itu ada balkon yang menghubungkannya ke lingkungan luar. Mungkin itu bisa menjadi salah satu caranya untuk kabur... walaupun dilain sisi ia ragu juga untuk 'melompat' dari lantai dua.

Pikiran Ariana terinterupsi ketika mereka berhenti didepan sebuah pintu. Tepatnya Greyson yang lebih dulu berhenti. Tangan putih laki-laki itu memutar gagang pintu tersebut dan mendorongnya terbuka. Alis Ariana seketika bertaut ketika melihat sisi dalam ruangan itu terbuat sepenuhnya dari keramik berwarna biru muda.

Ari memaksakan mulutnya untuk terbuka, "K-kama..r.. man..di.?" gumamnya pelan.

Dalam gerakan cepat, Greyson menangkap kedua pergelangan tangan Ari lalu menggenggamnya super erat. Bibir Greyson mencium dagu kecil Ariana sehingga membuat gadis itu terkejut sekaligus geli.

"Good morning, my pleasure," katanya dengan senyum seringai tersungging diwajahnya. Tangannya kemudian bergerak ke kancing seragam sekolah Ariana dan membukanya kasar.

dobel update >>>

inget vomment :) 

Psychopath // Greyson ChanceWhere stories live. Discover now