Heaven - 05

214 50 14
                                    

Sebenernya aku agak kecewa karena responnya kurang memuaskan. But it's okey. Karena cerita ini aku angkat dari percintaan nyata, aku juga nulisnya bener-bener bersemangat karena ekpetasi ku besar sekali, mengira cerita ini bakal banyak yang suka. Meskipun begitu, aku bakal terus update sampai akhir. I'm Okey!!!

Happy reading everyone....

Semalaman aku tidak dapat tidur, baru terlelap di jam tiga pagi. Itu juga bukan tidur yang nyenyak. Entah karena dengkuran Sooyoung atau ah sudahlah!

Anehnya aku masih dapat terbangun di jam enam tiga puluh pagi dengan mata yang terbuka lebar. Aku menajamkan pendengaranku, dan terdengar masih sangat sunyi hanya dengkuran Sooyoung yang memekakan telinga.

Aku beranjak dari ranjang, aku ingin keluar dari kamar tapi aku ragu. Aku berharap Siwon masih terlelap, namun saat aku keluar Siwon tengah duduk di sofa dengan satu kotak besar susu yang tengah dia teguk.

"Aku mengambil ini dari lemari es mu." Ujarnya dan aku yang masih mengingat hal semalam membuatku menjadi canggung dan hanya mengangguk tersenyum pada Siwon.

Aku pergi ke dapur untuk membuat kopi, suasana hening. Siwon tidak ada bicara apa pun padaku.

"Bro, care to share some effing coffe?" Tanyaku, memecahkan keheningan.

"Sure." Balasnya singkat.

Siwon meminta izin membuka jendela kaca dimana ada balkon kecil disana. Dia bersandar di pagar besi, menghirup banyak-banyak udara seakan itu adalah yang pertama kalinya.

Aku menyusulnya dengan membawa dua cangkir kopi. "Here's your coffe, bro!" Kataku memberitahu dan duduk disalah satu kursi kayu yang ada di sana.

"Thanks." Dia berterima kasih dengan senyumannya yang lebar, membuat aku segera berpaling ketika jantungku berdetak lebih cepat dari biasanya.

Siwon duduk disampingku, setelah itu dia menyesap kopinya. "Kau memilih tempat yang bagus." Pujinya sembari menatap langit.

"Meskipun tidak sebagus apartemen yang pemandangannya langsung ke sungai han." Kataku dengan tawa.

Tempatku bukanlah apartemen mewah, tapi tidak biasa juga. Meskipun hanya memiliki satu kamar saja menurutku ini sudah menjadi pencapaianku yang luar biasa memiliki apartmen dari hasil kerja kerasku sendiri.

"Tapi anginnya bagus disini."

Aku pun setuju, itu kenapa aku memilih apartemen dilantai paling atas, meskipun harganya lebih mahal dari lantai yang lain. Karena aku suka pemandangannya yang langsung pada jalan Seoul yang sibuk, aku suka menikmati sunset, aku suka menikmati angin malam disini meskipun sendiri.

"Sunsetnya juga." Tambahku.

"Anak senja, huh?" Aku hanya tersenyum dan Siwon kembali menyesap kopinya. "Semalam kau tidur dimana?"

Oh God!

Padahal tadi aku sempat melupakan masalah semalam. Aku berusaha bersikap senormal mungkin, dan bersikap seakan tidak ada yang terjadi semalam. Rasanya tidak adil juga mengatakan bahwa itu adalah sebuah ciuman, karena Siwon tidak sadar melakukannya.

"Aku tidur dikamar dengan Sooyoung." Balasku singkat tanpa ingin membahas lebih detail lagi.

Aku melihat Siwon bernapas lega sekali, mungkin dia juga berharap hal semalam tidak akan terjadi.

"Aku ingin meminta pendapat darimu." Kataku tiba-tiba mengubah topik pembicaraan.

"Apa?" Dia memiringkan tubuhnya untuk melihatku, menungguku dengan sabar.

HEAVENWhere stories live. Discover now