Heaven - 13

432 33 11
                                    

Long time no see!! Maaf lamaa yaaa, real life saya sedang ruwet-ruwetnya!!!

Happy reading everyone!!!

Tadi aku harus pagi-pagi pergi dan meninggalkan Siwon yang masih mendengkur di ranjangku. Rasa ingin kembali ikut tidur bersamanya ada, namun ini projek penting jadi aku tidak ingin melewatkannya. Saat ditengah-tengah meeting, aku mengirim pesan dan ternyata dia baru saja bangun dan menyantap sarapan yang aku buat dengan keluhan bahwa dia bukan orang Amerika yang disuguhkan sarapan dua keping roti gandum dengan telur dan bacon. Siwon berinisiatif untuk memasak makan siang dan aku tidak sabar untuk pulang.

Ketika aku sampai di rumah, dapurku terlihat sangat panas. Karena Siwon berada di dapurku bertelanjang dada dan hanya mengenakan boxer. Aku memeluknya dari belakang dan berjinjit mengintip apa yang sedang dia masak.

Siwon melepaskan spatula, segera berbalik ke arahku dan memberiku ciuman yang panjang. Aku merasakan dingin dan manis dari mulutnya.

"Silahkan duduk disana dan makananmu akan segera datang, nona." Perintahnya dan memberiku kecupan singkat.

Aku pun mematuhi, mengambil air minum di dalam lemari es dan segera duduk menunggu sembari menonton pertunjukan Siwon yang sedang mengacaukan dapurku.

Aku hanya duduk diam sembari memperhatikannya, sesekali matanya bertemu dengan mataku yang membuat Siwon salah tingkah. Merasa butuh bantuan, Siwon memintaku untuk membantunya memotong sayuran. Aku menggelung lengan kemejaku dan mengambil pisau di laci dapur melewati Siwon. Dengan sengaja aku mencondongkan bokongku ketika lewat didepannya hingga bersentuhan dengan miliknya. Aku mendengarnya melenguh dan aku mengulum senyum.

Ketika aku selesai memotong sayuran, aku mengambil mangkuk dari belakang tubuh Siwon hingga tubuh bagian depanku benar-benar menempel di punggungnya.

"Steph, kau jelas tahu aku mudah sekali tergoda." Siwon mengeluh, "jangan memancingku." Satu tangannya di pinggang, menatapku dengan mata sayunya.

Aku menahan diri untuk tidak tersenyum. Wanita mana yang tidak tergoda ketika ada seorang pria bertubuh atletis berada di dapur, bertelanjang kaki dan hanya mengenakan celana rumahan super pendek.

"Jika aku terpancing memang nya kau mau tanggung jawab?"

Siwon kembali fokus pada masakannya dan aku pelan-pelan menyentuh pinggangnya dan melingkarkan tanganku diperutnya. Aku memberinya ciuman dipunggungnya dan seketika tubuh Siwon menegang.

Aku berjinjit dengan susah payah untuk dapat berbisik di telinganya. "Aku tidak keberatan jika harus menunda makan siang kita." Bisikku di telinganya dan menjilat lembut telinga Siwon. Aku mendengarnya mengerang.

Siwon berbalik menangkup wajahku dengan kedua tangannya. Bibirnya meraup mulutku dengan tergesa-gesa. Tubuhnya menempel ditubuhku. Aku tersenyum karena selalu berhasil menggodanya. Namun ketika kami saling menyentuh, tiba-tiba aku teringat jika kompornya belum di matikan. Aku melepaskan cumbuan kami.

"Aku tidak ingin terbakar dengan api sungguhan, Siwon." Ucapku terengah-engah sembari menunjuk kompor dengan daguku.

Siwon terkekeh geli dan segera mematikan kompornya. Dia menghujani leherku dengan ciuman singkat. "Kau ingin menandai dapurmu?" Tanyanya dengan seringaian di kulitku. Dia terus menempel di leher dan rahangku sembari membuka dua kancing teratas kemejaku.

Aku mencoba tetap fokus karena sentuhan Siwon mulai membuatku tidak waras.

"Bukankah kita butuh variasi?" Tanyaku sembari menjelajahi leher dan dadanya dengan mulutku.

"Dimana pun aku bisa turn on, dan itu hanya denganmu." Bisiknya lembut, nafasnya menerpa wajahku.

Siwon pun mencium keras mulutku, tangannya dengan lihai membuka kemeja yang aku kenakan hingga aku hanya mengenakan bra dan mini skirt yang masih menempel sempurna. Ciuman kami masih bertaut dan semakin dalam ketika Siwon membawaku naik ke atas meja dapur yang kurasa akan aman.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 08, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

HEAVENWhere stories live. Discover now