Ujian

2.3K 194 11
                                    

Typo bilang yaa📚

Follow akun aku sama vote dulu sebelum baca📚

_____HAPPY READING_____

Jam sudah menunjukkan pukul 23.30, seharusnya para santri sudah tertidur lelap sejak pukul 22.00 sepulang dari kegiatan mengajinya. Namun, Hafidzah masih berkutat dengan buku-buku pelajaran sekolah umumnya, ia sedang belajar untuk ujian besok.

Hafidzah mengucek matanya yang sudah lelah, ia juga sudah beberapa kali menguap terserang kantuk.  Akan tetapi, gadis itu berusaha menahan kantuknya dan tetap mempelajari beberapa rumus yang sekiranya akan muncul di dalam soal ujiannya besok.

Buku tampak berserakan, ia juga nampak sudah lelah dengan buku-buku itu. "Argh angka-angka yang sangat memusingkan," geram Hafidzah pelan.

Gadis itu terus mengerjakan beberapa latihan soal untuk mengingat kembali rumus-rumus yang sedang dipelajari. Hafidzah mulai mencoretkan tintanya di atas kertas polos dengan lihai.

Tak terasa malam semakin larut, matanya sudah sangat berat untuk tetap terbuka. Kelopak indahnya mulai tertutup, membawanya dalam buaian bunga tidur yang indah. Ah, ia tertidur dengan diatas tumpukan  buku.

Sayup-sayup suara pengeras suara dari mesjid mulai mengalunkan nada indah ayat suci al-qur'an. Hafidzah sedikit terusik dengan alunan indah itu, ia membuka matanya perlahan menyesuaikan pencahayaan yang masuk kedalam retinanya.

"Eeuhhg," Hafidzah melenguh mengucek matanya.

Hafidzah melihat sekelilingnya, teman-temannya masih terlelap tidur. Gadis itu bangkit saat melihat jam dinding di kamar asramanya sudah menunjukan pukul 03.00 pagi.

"Zah udah bangun apa belum tidur dari semalam?" ujar Alma dengan suara serak khas orang baru bangun tidur seraya mengucek-ngucek matanya.

Hafidzah terjingkat sedikit kaget dengan suara Alma, ia mengusap dadanya pelan. Detak jantungnya sedikit cepat dari biasanya, untung ia tidak mempunyai riwayat penyakit jantung.

"Baru bangun, al." sahutnya pelan.

Setelah itu, teman-teman yang lainnya pun bangun. Mereka pun bergegas menuju mesjid untuk mengaji dan salat malam seraya menunggu waktu shubuh.

Alunan indah dari para santri membuat Hafidzah mengantuk, ia menyenderkan kepalanya pada dinding. Kepalanya terasa dingin saat menempel pada dinding mesjid.

Ia sudah tak kuat menahan kantuknya, kenyamanan dari dinding yang ia jadikan senderan dan alunan ayar suci al-qur'an yang menenangkan hati membuatnya terlelap.

"Mbak," seorang santri mengguncang pelan tubuh Hafidzah membuat gadis itu terusik.

"Mbak, bangun." ucapnya kembali namun Hafidzah tetap nyaman tertidur.

"Bangun mbak, udah mau adzan." Santri di sampingnya itu mengguncang tubuh Hafidzah sedikit kencang sehingga ia terkaget dan terbangun.

"Astagfirulloh, kirain ada gempa." gumamnya seraya mengusap wajahnya dengan kedua tangan.

Ia pun bangkit menuju tempat wudhu, air wudhu terasa sangat dingin saat mengenai kulitnya.

My GusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang