🌷Hancur & kebahagian🌷

7K 409 14
                                    

Assalamu'alaikum warahmatullohi wabarokatuh
Kembali lagi dengan saya Author Amatiran, Author dadakan, aah pokoknya terserah saja mau sebut saya Author apaan asal jangan yang aneh"😂

Yuk lanjut baca cerita absurd nya👇👇

________________________________

Alma segera memilih barang yang ingin ia beli dengan sangat buru-buru. Sadar dengan suasana hati Alma yang memburuk, mereka pun segera meninggalkan toko. Mereka berhenti sejenak di taman yang memisahkan asrama putra dan putri.

Alma memandangi kolam ikan di tengah taman dengan tatapan kosong. Hafidzah menatapnya iba, tak biasanya ia sesedih ini. Wajah ceria yang selalu terlukis indah di wajahnya seakan lenyap ditelan bumi.

Alma menyenderkan kepalanya di bahu Hafidzah. "Ustad Fikar, zah," ujar Alma lemah.

"Ada apa dengan Ustad Fikar, Ma?" tanya hafidzah bingung. Apa ustad Fikar yang membuat Alma badmood?

"Tadi aku melihat beliau di toko," balasnya.

Hafidzah melirik Alma sekilas. "Bagus dong, rindunya jadi terobati."

"Masalahnya ustad Fikar nggak sendirian, belian bersama Ustadzah Khilya, zah." lirihnya. Mendengar itu, rasanya aku ingin menyemburkan tawa di depannya. Namun, sebisa mungkin Hafidzah menahan tawanya agar tidak keluar.

"Emangnya kenapa? Beliau rekan ustadz," ucapnya diiringi kekehan samar.

"Aku tau, tak biasanya saja Ustad Fikar ngobrol sampe ketawa-ketawa haha hihi gitu sama akhwat." ucapnya menggebu menarik kepala dari bahu Hafidzah dan menatap gadis itu dalam menyalurkan kekesalannya.

Hafidzah menepuk punggung Alma. "Ya sabar, nasib ngecrushin ustad terhit."

"Kit my heart,"

"Biar perasaan kamu tenang, coba tabayyun nggih sama ustad Fikar. Hha." usul Hafidzah diiringi tawa diakhir kalimat. Ia menggeleng pelan, anak ini sepertinya sudah tergila-gila oleh pesona ustadnya itu.

"Ngaco, nanti beliau mikir kalo seorang Alma yang kalem ini sudah gila." ujarnya sembari menjitak kening Hafidzah lalu bangkit dari duduknya.

Hafidzah meringis sakit dan segera mengejar gadis itu.

Setelah Alma tak melow lagi gegara Ustad Fikar, mereka segera kembali ke asrama. Ingin rasanya menyebarkan kabar langka ini keseluruh isi kamar, kalo perlu keseluruh asrama putri.

Sungguh, jika diingat kejadian itu bawaannya pengen ketawa. Sikap humoris dan wajah yang selalu ceria, lenyap seketika gara-gara ustad muda yang bernama Fikar itu. Gadis itu badmood berhari-hari serta overthinking, padahal ia tidak tau apa perasaan ustadz Fikar padanya.

Allohu Akbar!! Allohu Akbar!!

Suara adzan menggema indah ditelinga para santri. Santri putra maupun putri, segera bergegas ke masjid untuk melaksanakan shalat magrib. Hafidzah masih berada di dalam kamarnya mencari mukena.

Pasti udah ketinggalan satu raka'at. Batinya.

Ia masih mencari ke sudut-sudut kamar dan akhirnya ia dapat menemukan mukena yang sejak tadi ia cari. Gadis itu langsung melesat pergi menuju masjid dengan langkah lebar.

Ya alloh udah raka'at terakhir. Guman hatinya saat memasuki mesjid, ia pun langsung masuk shaf dan melaksanakan shalat.

"Hafidzah, tadi kamu telat jama'ah magrib ya," selidik Alma dengan nada yang menakut-nakuti.

My GusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang