Scandal pt. 2 (EP)

3K 195 62
                                    

Begitu pintu di belakangnya kembali tertutup, Bara menghirup oksigen dengan rakus.

Huh...

Meskipun mereka —para polisi itu— tidak menyuruhnya melakukan apapun selama lima tahun ini, jelas saja ia juga rindu menghirup udara kebebasan.

Ya, setelah berpikir berhari-hari ia akhirnya memutuskan untuk keluar. Tepatnya pada hari ini, 14 April 2021.

Ia mengambil jaket kulit hitam yang tersampir di bahunya, mulai mengenakannya untuk melapisi t-shirt abu-abu yang ia pakai.

Dia mengambil langkah mendekati mobil BMW yang telah terparkir menunggu dirinya, tiga orang pria bersetelan hitam-hitam pun tak terlewatkan.

Begitu berada di hadapan Samuel, Bara berhenti, menoleh pada pria berambut klimis itu.

"Kenapa kau membawa mereka?"

Kedua tangan Sam saling bertaut di depan, sementara wajahnya datar dengan tatapan lurus. "Tuan telah menunggu kedatangan anda, Tuan Muda."

Bara menghela nafas berat. Seketika ia menyesal karena memutuskan untuk keluar dari penjara itu hari ini. Harusnya ia keluar ketika si tua bangka tukang mengatur itu sudah menemui ajalnya saja.

"Apakah kau sudah mengatakan padanya jika aku ingin menemui keluargaku dulu?"

Sam mengangguk.

"Sudah? Berarti setelah ini aku harus menyeretnya ke dokter untuk memeriksakan indera pendengarannya itu," ujarnya, geram.

Persetan dengan keparat itu, ia akan tetap melakukan apa yang telah menjadi agendanya hari ini.

Untuj itulah ia kembaoi berbicara pada Sam, "Bawa kembali semua orang-orang ini, aku akan menemui tuanmu itu nanti."

"Tapi, Tuan-"

"Kau membantah perintahku?" sela Bara, tak memberikan kesempatan pada Sam.

-oOo-

"Tambal ban, Bang."

Nata yang tengah sibuk mengotak-atik motornya sama sekali tidak berniat menoleh. Sebagai gantinya ia berteriak, "WOEE SUSU ECERAN! ADA YANG MAU NAMBAL BAN NIH!"

Bengkel itu tak terlalu ramai pada jam sebelas pagi menjelang siang hari ini, hanya ada Nata, Milo dan beberapa anggota De Dickens lainnya yang sibuk dengan urusan masing-masing, entah itu memperbaiki motor/mobil customer atau memperbaiki motor mereka sendiri.

Satu lagi tentang De Dickens yang tidak diketahui banyak orang. Bengkel yang bersebelahan langsung dengan showroom motor itu adalah bisnis mereka, tidak, lebih tepatnya satu deret ruko itu adalah bisnis mereka.

Selain dua yang baru disebutkan, ada pula sebuah cafe, ada dan juga toko serba ada, semuanya dikelola oleh anggota geng itu secara bersama-sama. See, mereka memang bukan sekedar geng motor.

"Enak bener bacot lu maen teriak susu eceran!" Milo menghampiri Nata seraya menggerutu.

"Udeh.. kagak usah bacot, noh ada orang mau nambal ban, jangan nyantai-nyantai doang makan gaji buta lo!"

"Lo juga makan gaji buta!" Milo membalas, tak terima karena ia tau jelas apa yang tengah dikerjakan Nata, cih.. laki-laki itu bahkan hanya sibuk mengurusi motornya sendiri. "Bukan cuma buta, lo juga makan gaji tuli!"

"Ma-

"Maaf, Mas, ini ban saya kapan ya ditambalnya?"

BARAJA [NEW VERSION]Where stories live. Discover now