。⁠◕◍Bab #25◍◕⁠。

395 35 0
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Rani dan Astrid sudah berada di dalam toko baju, mereka sedang mencari-cari keberadaan Rex.

"Itu itu si Rex!" ucap Astrid sembari menunjuk ke arah Rex yang sedang menemani wanita di sampingnya memilih-milih baju.

"Samperin yuk," ajak Astrid.

"Jangan lah, gila," tolak Rani.

"Terus gimana ini? masa kita cuma nontonin."

Rani tidak menggubris pertanyaan Astrid ia malah mengambil HP-nya dari tas, kemudian memotret Rex dan wanita di sampingnya.

"Ngapain lo?" tanya Astrid penasaran dengan apa yang dilakukan Rani.

Rani hanya mengedipkan sebelah mata kepada Astrid, lalu ia berjalan keluar toko. Astrid yang kebingungan hanya bisa mengikuti Rani yang berjalan keluar.

"Buat apa tuh foto? jangan-jangan lo mau kasih liatin ke semua siswa di sekolah, ya?" tanya Astrid setelah mereka berdua berada di luar toko.

"Ye kagak lah buat apa, gue cuma bakal jadiin nih foto senjata gue," jawab Rani yang masih tidak di mengerti oleh Astrid.

"Senjata?"

"Jadi gini, gue bakal gunain nih foto buat ngancem si Rex untuk berhenti halangin gue buat deket sama Ka Dian, tapi kalo dia tetap gak mau, gue bakal liatin nih foto ke Ka Dian. Lo tau kan apa yang akan terjadi kalo Ka Dian tau? mungkin dia akan kecewa banget." Rani menjelaskan rencananya.

"Tunggu-tunggu, otak gue lagi mencerna dulu perkataan lo," ucap Astrid sembari memegangi kepalanya.

"Dahlah, otak lo itu kecil jadi nggak akan paham," kata Rani sambil melangkahkan kakinya.

"Dih, justru otak lo yang lebih kecil dari gue," kekal Astrid sambil berjalan menyusul Rani.


✴✴✴✴


Di sore hari yang begitu sejuk, terlihat seorang gadis yang sedang duduk di kursi teras dengan mulutnya yang penuh roti. Rani sedang menunggu kepulangan Rex di depan teras rumahnya.

"Udah sejam gue nungguin, tuh anak belum nongol-nongol juga," gerutu Rani, "gimana kalo dia gak pulang? rencana gue gagal dong."

Waktu berlalu begitu cepat, sekarang sudah pukul sembilan malam dan Rani masih berada di posisinya.

"Aiss, tuh anak mana sih! masa gak pulang! udah jam berapa ini," dumel Rani.

TWO HEARTS, ONE WINNER [Tamat]  Where stories live. Discover now