CHAPTER 16

504 59 2
                                    

Besoknya

Chanyeol hanya diam di kamarnya tanpa melakukan apapun. Hari ini Baekhyun akan pergi dan Chanyeol tidak bisa memungkiri bahwa pria itu merasa sangat kehilangan

Ini bukan perasaan bersalah, tapi entah kenapa sejak mendnegar pernyataan cinta dari Baekhyun kemarin, dia merasa bahagia namun sakit di waktu yang bersamaan

Chanyeol menghembuskan nafasnya pelan, duduk di pinggir ranjang sampai seseorang membuka pintu kamarnya perlahan

"Chan?" itu Wendy, yang mengintip di ambang pintu sementara Chanyeol sendiri hanya menatap sebagai sahutan

"Sudah jam sembilan, tidak sarapan?"

"Kakak duluan saja, aku tidak nafsu makan"

Wendy membuang nafas berat sebelum akhirnya berjalan dan duduk di tepi ranjang sang adik "Apa ada masalah? Sejak semalam kau tidak makan apapun dan terlihat murung, kenapa?"

Chanyeol hanya menunduk

"Kau bisa cerita padaku, aku akan mendengarkan dengan baik dan akan memberikan solusi kalau bisa"

Chanyeol membuang nafas kasar sebelum berucap lirih "Hari ini Baekhyun pergi"

"Pergi?"

Chanyeol mengangguk "Pergi ke luar negeri dan memutuskan untuk menetap di sana"

Wendy mengernyit medengar jawaban sang adik "Lalu-- masalahnya apa?"

Chanyeol menundukkan kepalanya semakin dalam "Aku tidak tahu kenapa tapi, rasanya sangat sakit. Aku merasa hampa dan juga-- kehilangan"

Wendy tersenyum mendengarnya sambil memandang wajah Chanyeol yang masih betah menunduk dalam

"Rasa sakit yang kurasakan saat Baekhyun memutuskan pergi benar-benar menyakitkan, bahkan jauh lebih menyakitkan dari pada saat aku kehilangan Seulgi untuk selamanya"

"Astaga-- kau memang tidak pernah berubah, Park Chanyeol"

Chanyeol mendongak, menatap kakak perempuannya dengan tatapan bingung

"Masih seorang Park Chanyeol yang tidak memiliki kepekaan dan bodoh terhadap perasaannya sendiri" kemudian tangannya terulur, menyentuk rambut Chanyeol dan mengusap kepala pria itu dengan lembut "Apa aku harus jadi seseorang yang lagi-lagi mengajarkanmu tentang cinta?"

Chanyeol hanya diam mendengarkan

"Dulu kau menceritakan tentang Seulgi dengan perasaan bahagia, kau bercerita bahwa kau sangat sangat senang setiap kali Seulgi berada di sampingmu, bahkan saat kau hanya mendengar suaranya, kau benar-benar tidak bisa melupakan itu semalaman--"

"-- sekarang Baekhyun, kau pulang dengan gurat kesedihan yang belum pernah kutemui. Jujur, bahkan saat ada Baekhyun, kau tersenyum dengan senyuman yang belum pernah kulihat sebelumnya, kau mengerti maksudku?"

Chanyeol menggeleng pelan sebagai jawaban

"Keberadaan Baekhyun mengubah segalanya, keberadaan Baekhyun juga yang menciptakan perasaan kuat yang bahkan melebihi perasaanmu terhadap Seulgi, itu artinya--"

"-- kau berhasil bangkit. Kau mencintainya Chan, apa lagi yang membingungkan?"

Chanyeol membuang nafas berat "Aku tidak tahu, hanya saja rasanya salah kalau aku menyimpulkan bahwa aku mencintainya di saat aku sendiri terkadang masih mengingat Seulgi dalam pikiranku, aku--"

"Kau hanya terlalu larut dalam masa lalu, kau hanya terlalu menyalahkan diri tanpa ingin menerima kenyataan yang ada"

Chanyeol lagi-lagi terdiam

Diary Love [END]Where stories live. Discover now