02. Jung Jaehyun

41.7K 394 18
                                    

[Dear Cousin]

Ini kisah awalku, tentang orang yang membuatku tergila - gila dengan yang namanya uh...bukankah terlalu dini membicarakan itu? Ehem, ulang. Jadi jauh sebelum kejadian Bapak Johnny menjadi  dosenku, ada pengalaman panjang yang harus kalian tau. Pengalaman yang membuat keluargaku lebih memilih tinggal di rumah berlantai 1 dengan pintu yang harus selalu terbuka lebar tidak boleh dikunci. Pengalaman yang sampai hari ini selalu membuatku ingin mengulanginya, sekalipun itu mustahil. Tau pengalaman apa? Pengalamanku kehilangan keperawanan.

Aku ingat betul kalau hari itu arisan keluarga. Aku punya empat orang sepupu dan kebetulan keempatnya laki - laki. Dan dari keempat orang itu, aku hanya akrab dengan tiga diantaranya. Satu lagi, cowok yang paling ganteng diantara semuanya, justru paling merasa "gak kenal" denganku.

Namanya Jung Jaehyun. Tapi aku pribadi lebih sering mamanggilnya dengan sebutan Kak Je. Hanya Kak Je. Tidak ada tambahan. Entah kenapa rasanya cowok itu spesial sekali.

Seperti yang kubilang barusan, hari itu arisan keluarga. Kami, para remaja sama sekali tidak mengerti dengan percakapan yang dilakukan oleh para orang dewasa. Jadi sepupu - sepupuku dan aku memilih untuk melakukan kegiatan bakar membakar di halaman luas belakang. Halaman yang juga sangat kurindukan sampai saat ini.

Cuaca sangat panas siang itu, matahari yang sedikit - sedikit tembus dari balik pohon mangga tampat kami berlindung terasa membakar kulit. Aku menggunakan celana kain gambrong dan baju crop top berwarna senada. Aku suka warna hitam, jadi aku menggunakan yang berwarna hitam.

"Ayodong~ Sebagai satu - satunya cewek dan yang punya rumah. Lo harus ambilin kita sunblock. Ntar kulit kita gosong kalau gini terus." Aku menampilkan wajah bt abis saat mendengar salah satu ocehan sepupuku. Memang dasar.

"Duh gue nih mager lah kak. Noh jagungnya udah mau mateng. Gue gamau kalau gakebagian. Perut lo kan karung. Kalau gue tinggal pasti diabisin." Aku memberingsut dan lebih memepetkan diri pada sisi kolam dekat panggangan.

"Hahaha lo pasti gak punya kan? Lagian cewek modelan kayak lo mana punya barang - barang gitu." Salah satu sepupuku yang lain menimpali.

"Heh..." Belum sempat aku mengomel lebih lama lagi, seseorang menengahi dengan suara rendahnya.

"Gue aja yang ambilin. Tadi gue liat di toilet lantai dua ada." Itu suara milik Jaehyun. Sepupu terganteng tapi dingin milikku.

Cowok itu tiba - tiba saja sudah masuk ke dalam rumah. Aku memeletkan lidah pada salah satu sepupu nyinyirku. Beberapa menit kemudian, kepala Jae muncul dari balkon lantai dua dan melemparkan sunblcok tersebut dari atas. Langsung saja si sepupu nyinyir menangkapnya dengan gesit.

"Makan aja bagian gue. Papa ngajakin gue ngobrol." Kemudian kepala itu menghilang dari balik pintu balkon. 

Sehabis menggunakan sunblock, sepupu - sepupuku menatap ke arahku yang sedang mengamati jagung dengan mata lapar.

"Lo ngapain sih mamam lagi? Liat noh perut buncit gitu." Salah seorang sepupuku yang memegang japitan menunjuk bananku dengan japitannya. 

"Paan sih lo body shaming." Kukibaskan rambut dengan tangan kanan.

"Heh, dia tu bener tau. Lagian lo gausa sok cantik anjir. Ngapain pake crop top? Kalok badan lo bagus mah gapapa. Kayak sekarang? Duh gue liatnya eneg anjir." Kuputar bola mataku kesal dan memilih untuk tidak peduli.

Tiba - tiba salah seorang sepupuku yang tadi menyuruhku mengambil sunblock mendekat. Ia berjongkok di sebelah tempat dudukku. Mengamatiku dari atas sampai bawah seolah hendak membuat penilaian.

"Lo jerawatan, coba ga, pasti cantik. Dua, selain pantat sama payudara lo, gaada yang menarik lagi."

Aku tersentak dan berdiri. Sudah cukup dengan apapun yang mereka katakan. Kakiku menghentak dan dengan berat melangkah menuju kamar mandi lantai dua, masuk ke dalamnya, dan mengunci pintu. Di dalam kamar mandi itu terdapat satu cermin besar yang entah kenapa menjadi spot favoriteku. Aku berdiri di depannya sambil mengamati badanku dari atas sampai bawah. Rambutku yang kucepol asal terlihat berantakan, perutku yang baru diberi sedikit makan dari pagi terlihat sedikit buncit, dan kamudian aku menurunkan celanaku sedikit, aku menatap strech mark yang menghiasi pinggul hingga pahaku. Uh aku benar - benar tidak PD kalau menggunakan celana pendek.

Sssttt...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang