03. Mark Lee

39.4K 399 16
                                    

[ HOT ICE]

Semua orang di kampus ini tau siapa cogan paling gak berperasaan di jurusan Psikologi. Cowok dingin yang, jangankan punya pacar, punya temen aja nggak. Mungkin menurut kalian hidup seorang Mark Lee begitu mengenaskan. Tapi yang harus kalian tau, keluarga Lee adalah pemilik perusahaan minyak bumi paling besar nomor 3 di dunia. Mark adalah anak tunggal dengan kecerdasan di atas rata - rata dan yang paling penting, ganteng.

Aku pernah ada di kelas yang sama dengan Mark. Mata kuliah umum statistika. Anak ini benar - benar cerdas tapi sama sekali tidak bisa bergaul. Yah, tapi memang beginilah tabiat ehem...bitch(?) Aku malah semakin penasaran dengan tipe cowok seperti Mark. Apa ya yang harus aku lakukan untuk bisa menaklukkan cowok itu?

Kukira semuanya akan sulit. Tapi ternyata tidak sama sekali. Aku tidak pernah menyangka bahwa cowok super dingin itu bisa menghangat hanya dengan satu kali sentuhan. Eh....sebentar. Kita harus mulai dari awal dong. Masak iya tiba - tiba sudah adegan saja. Tidak etis.

Okey, itu hari sabtu yang cerah dengan perpustakaan yang begitu sepi. Hahaha, tidak, kalian salah besar jika mengira aku anak kutu buku yang berkutat dengan kertas 24/7. Aku kemari karena tau si balok es, Mark, selalu ke perpustakaan setiap hari sabtu pukul 3 sore.

Kepalaku celingukan mencari sosok tinggi tampan itu. Duhh...padahal tempat ini tidak ramai, tapi aku belum bisa menemukannya karena rak - rak sialan itu menutupi. Di mana sih cowok itu? Bisa - bisanya ia tidak keliatan sama sekali.

"Aduh...."

Suara itu keluar bersamaan dengan rasa sakit yang aku rasakan di kening. Aku mendongak dan mendapati cowok yang sejak tadi aku cari ada di hadapanku. Mark memandangku dengan tatapan tajam yang...ih kok cowok ini serem banget sih?

"Jalan itu pakai mata." Sialan, apa maksud perkataannya. Bukannya dia yang diam diantara rak dan menutupi jalurku?

"Pake kaki yang ada." Balasku ketus. Lupakan tentang goda menggoda. Males banget berurusan dengan tipe - tipe cowok seperti ini.

Tapi cowok itu tidak menggubrisiku lagi. Dia memilih mengambil buku setebal 5cm dan bergerak meninggalkanku. Kan aku jadi kesal sendiri. Kutarik nafasku dengan pelan kemudian menyusun sebuah skenario di dalam kepala. Awas saja cowok itu. Akan kubuat dia bertekuk lutut dan mende....

"Minggir." Lagi - lagi sebuah suara mengagetkanku. Dan lagi - lagi cowok itu menabrak bahuku dan melenggang pergi. Ini tidak bisa dibiarkan. Aku menarik pergelangan tangannya, membuat langkah Mark berhenti.

Cowok itu berbalik dan mengerutkan dahi. Wajahnya bertanya - tanya apa yang akan aku katakan selanjutnya. Tapi aku memilih untuk tidak mengatakan apapun. Aku berjinjit, berusaha menyamakan tinggi tubuhku dengannya yang tentu saja tidak akan sama, kemudian mengecup bibirnya singkat. Setelah itu aku tersenyum penuh makna, dan membiarkannya berdiri mematung tanpa penjelasan. HAHAHA 1-0 untukku.

Poin kedua aku dapatkan beberapa hari setelahnya. Cowok itu sedang makan siang di kantin kampus. Aku duduk di depannya. Dia menatapku dengan pandangan datarnya yang memang selalu ia perlihatkan kepada siapapun. Tapi bukan itu rencanaku. Aku bukan gadis ala roman picisan yang akan melakukan makan siang romantis dengan sang pacar.

Aku melepas high heels yang melekat di kakiku dan kemudian mengangkatnya. Meja ini sepertinya didesain untuk tertutup. Jadi aku bebas saja saat melancarkan serangan kedua. Kakiku terangkat kemudian menyentuh lembut penisnya yang ugh....ini ukurannya berapa ya?

"Uhuk...."

Baru kali ini aku melihat wajah yang biasanya dingin itu ditambah dengan mata melotot. Cowok di depanku ini cepat - cepat mengambil minum meredakan tersedaknya. Tapi dia tidak menepis kakiku yang masih bergerak - gerak di bawah sana. Aku tersenyum menatapnya yang sedikit menyipit saat kutekan bagian itu dengan keras. Uh...Mark sepertinya akan segera mencapai puncak. Tapi itu tidak akan kubiarkan, saat ia mulai menggigit bibir bawahnya, aku mengembalikan kakiku dan berdiri sambil tersenyum, kemudian mengucapkan selamat tinggal padanya. Ahhh senangnya 2-0.

Sssttt...Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ