9. Sampah!

65 5 0
                                    

GIMANA PART 8 KEMARIN? UDAH PADA SIAP BUAT MENGELABUI PART 9 KAN? OKE SEPERTINYA SUDAH, MARI KITA MULAI.

SEBELUMNYA JANGAN LUPA BANTU VOTE DAN KOMEN UNTUK SARAN YA. KARNA ITU SANGAT BERARTI, TERIMAKASIH!♡︎

______________...()()()...______________

Bagenma Awan Ambayani, biasa dipanggil Awan. Putra satu-satunya dikeluarga Ambayani. Punya 2 adik perpempuan yang begitu cantik yang tak lain dan tak bukan adalah Rinai dan Rintik.

Hidup sebagai seorang mahasiswa bukanlah hal yang mudah untuk seorang Awan. Disini kemandiriannya benar-benar di uji.

Awan adalah tipekal cowo yang pintar dan memiliki sedikit teman. Namun bisa terbilang ia cukup populer di kalangan siswa siswi lainnya. Selain anaknya sultan, muka Awan juga sangat mendukung. Jadi jangan heran jika banyak yang mengidolaknnya.

Jangan tanyakan soal cinta, Awan masih ingin bersenang-senang dahulu sekarang. Ia tidak mau membuang waktunya hanya untuk kekangan seorang wanita.

Awan kini tengah duduk disebuah cafe yang tak jauh dari kampusnya. Kelasnya telah selesai sedari tadi, namun niatnya untuk kembali kerumah masih belum terkumpul.

Ia mengaduk-ngaduk minumannya karna merasa jenuh. Tugas perkuliahan hari ini cukup berat, belum lagi soal urusan kantor yang kini dia jalanin. Rasanya ia ingin berehat untuk satu atau dua harian.

Mata Awan kini tertuju pada seorang gadis yang tengah tergesah-gesah memasukin cafe, ia masih menggunakan seragam SMA.

Tapi Awan dibuat bingung karna ia mengira gadis itu adalah pembeli disini, ternyata bukan dia malah berjalan kedapur sambil sedikit berlari dan wajahnya terlihat khawatir.

Siapa gadis itu? Mengapa ia terlihat memiliki cahanya tersendiri? Batin Awan.

****

Venus tengah berlari dari seorang preman. Untung saja uang sakunya tidak diambil, bisa-bisa hari ini dia tidak makan lagi!.

Ia melihat ke arah jam tangan putih di tangan kirinya, jam sudah menunjukan pukul 15.39. Astaga ia telat hampir 1 jam.

Tanpa membuang waktunya kemudian ia berlari sekencangnya. Untung saja tempat kerjanya tak jauh dari tempat ia hampir dicopet.

Ia berlari memasuki cafe yang ada di pinggir jalan dengan tergesah-gesah. Ia tak boleh menyia-nyiakan kepercayaan yang diberikan oleh Pak Prapto, pemilik cafe tersebut.

Cafe Rindang, salah satu cafe yang ramai akan pengunjung. Bahkan tak pernah sepi. Dikarenakam cafe tersebut yang begitu vintage dan clasic membuat orang-orang nyaman berlama-lama didalam sana.

Eitss selain itu makanan disana juga tak kalah enak meskipun bisa terbilang tidak murah.

Venus mulai mengucir kuda rambutnnya melirik sekilah kearah kuciran rambut yang ia dapat dari gadis disekolahan tadi yang baru ia kenal, Rinai.

Rinai benar-benar membantunya, seandainya tidak ada Rinai tadi bisa-bisa dia akan di kurung di dalam kamar mandi untuk kesekian kalinya. Itu sangat-sangat menyebalkan!.

Sudah cukup berceritanya, sekarang saatnya ia memastikan semua pelanggan mendapatkan apa yang mereka inginkan. Sepertinya sore ini pengunjung akan lebih ramai, ia harus lebih bersemangat.

****

Rinai memarkirkan motornya tepat pada bangunan yang tidak begitu besar yang jauh dari keramaian kota.

Ia berjalan memasuki markas utama Pastera. Saat ini markas tak terlihat begitu ramai, kemana yang lainnya pergi. Tak biasanya markas sepi.

Ia melangkah ke ruang tengah pastera dan tak juga menemukan orang. Ia melirik kenanan untuk setidaknya menemukan jawaban kemana semua orang sekarang.

RINAIEYAWhere stories live. Discover now