[3] CHANJIN: You Are Precious

853 127 12
                                    

Chris sudah lelah. Hidup berabad-abad dengan siklus waktu yang memuakkan benar-benar mendorong Chris pada titik kejenuhan. Lagipula secara teknis dia tidak hidup, Chris hanyalah seorang Dark Angel yang bertugas mengawal arwah-arwah putus asa menuju ke tempat peristirahatan terakhir mereka. Tak jarang dia akan menemukan beberapa jiwa kosong yang kehilangan arah. Sudah berapa juta arwah yang ikut pergi bersamanya? Jelas tidak terhitung lagi.

Untungnya sang atasan mau mengabulkan permintaan Chris. Dirinya ingin dijadikan abu katanya, agar tenang dan tidak lagi memikirkan beban pekerjaan yang menurutnya terlalu mombosankan. Setiap hari harus melihat bagaimana orang-orang berjiwa putus asa dia genggam tangannya hanya untuk dipindahkan ke suatu tempat yang bahkan tidak ingin Chris sebut namanya.

Chris iri dengan para White Angel. Mereka punya tugas yang menyenangkan, yakni membawa jiwa-jiwa suci yang selalu tampak bersinar saat diterbangkan ke atas langit. Sementara Chris hanya bisa melihat sesuatu yang berbanding terbalik tiap kali dia bekerja. Hitam, suram.

"Kumpulkan 100 arwah putus asa lagi dan aku akan mengabulkan permintaanmu. Anggap saja ini sebagai pekerjaan terakhir sebelum kau berhenti."

Begitu kata sang atasan, Chris menurut saja. Lagipula menemukan arwah putus asa di dunia yang penuh dengan kekejaman bukanlah suatu hal yang sulit. Kerasnya hidup membuat manusia-manusia itu lebih memilih mati alih-alih menjalani hidup dengan tegar dan sabar.

Sudah 99 nyawa Chris kumpulkan dalam satu bulan belakangan, kurang satu nyawa lagi sebelum dia benar-benar bisa beristirahat. Sayangnya sudah seharian penuh Chris berkeliling kota, tak jua menemukan orang putus asa yang hendak mengakhiri hidup atau sekedar beberapa arwah yang tidak punya arah dan tujuan. Sampai jam besar di pucuk gedung berdentang nyaring menandakan tengah malam telah tiba pun tidak juga terlihat tanda-tandanya.

"Benar-benar menyebalkan." Ujar Chris seraya mendengus. Sekarang dirinya tengah berdiri di puncak menara tertinggi untuk mengawasi kalau-kalau ada orang yang siap dia antar pergi ke langit. Sayangnya sudah dua jam lebih Chris teronggok bertemankan seekor burung hantu tanpa menghasilkan apa-apa.

"Lihat, arah jam 1." Burung hantu yang ada di sebelahnya menyeru. Chris memang punya kemampuan spesial untuk berkomunikasi dengan beberapa jenis burung, misalnya saja burung gagak dan burung hantu.

"Ah, kau yakin itu orang yang berjiwa putus asa dan bukan cuma sekedar orang yang sedang cari angin?"

"Dasar malaikat bodoh, mana ada orang cari angin tengah malam begini dan hanya memakai pakaian rumah sakit? Lagipula lihatlah, dia sedang berusaha naik ke tepian gedung."

"Ah, benar." Chris mengangguk-angguk setuju, "Kalau begitu aku pamit untuk melaksanakan tugas, terimakasih sudah membantu."

Chris mengepakkan sayap hitam besarnya meluncur menuju sosok yang burung hantu itu tunjukkan beberapa menit lalu.

"Kau yakin ingin mati dengan cara itu? Ingat lho, badanmu akan remuk tepat saat kau jatuh menyentuh lantai. Bukannya orang-orang mau dikuburkan dalam keadaan cantik dan tampan ya?" Seru Chris tepat berada di belakang sosok berpakaian rumah sakit itu.

Yang merasa di ajak berbicara jelas terkejut luar biasa. Dia menoleh ke belakang dan menemukan sosok berpakaan serba hitam dengan sayap besar berwarna senada sedang berdiri menatapnya.

Chris menyeringai. Jika manusia bisa menyadari keberadaannya maka memang benar manusia itu telah memiliki niat untuk mengakhiri hidup, dan pria yang nampak masih begitu muda di hadapan Chris sekarang adalah salah satunya.

"Kau s-siapa?" Sosok itu menyeru dengan suara seraknya. Wajahnya yang pucat tunjukkan raut ketakutan begitu kentara. Kaki tanpa alas miliknya mundur sedikit demi sedikit, namun berujung terhenti karena dia sudah sampai pada batas ujung tembok. Mundur sedikit lagi maka dia benar-benar akan ditarik gravitasi untuk terjun bebas ke bawah.

strawberry shortcake | skz ✔️Where stories live. Discover now