50. ungkapan Kafka

5.2K 344 332
                                    

50. Ungkapan Kafka

Hallo!

Semangat puasa bagi yang menjalankannya.

Jangan lupa di vote juga spam komennya. Jangan lupa juga follow ig @storiesalfina juga para RP-nya ya! Nuhun:)

⬇️⬇️⬇️⬇️

Azella membuka pintu apartemen, gadis yang kini menahan tangis akibat pertemuannya dengan Zero tadi pagi itu terdiam saat melihat sosok yang sangat dia rindukan sudah berdiri kaku di dekat sofa saat melihat Azella yang baru masuk ke dalam.

Tanpa banyak bicara Azella berlari pelan dan tak lama tangisnya pecah seketika saat sudah berhasil memeluk tubuh sosok itu, yang tak lain tak bukan adalah Kafka.

"Ka-kafka hiks..."

Entah kenapa Kafka merasa tubuhnya lemas saat mendengar isakan Azella, ada rasa sakit di hatinya mendengar isakan itu.

"Ada gue di sini,"bisik Kafka sambil membalas pelukan Azella.

Dia masih bingung kenapa Azella bisa langsung menangis seperti ini di pelukannya. Memang Kafka tahu sang Ayah telah menolong Azella dari Riki, tapi sayangnya cowok itu tidak tahu tentang pembicaraan antara selingkuhan juga Ayahnya itu. Yang dia tahu dari Damon juga Kenzo adalah, Zero membawa atau lebih tepatnya mengungsikan Azella ke salah satu rumah milik pria itu.

Azella semakin di buat terisak mendengar bisikan Kafka, gadis itu tambah memeluk erat Papa dari calon anaknya. Entah kenapa setiap ucapan Zero kembali terngiang di pikiran juga telinganya.

Azella takut Zero akan memisahkannya dari Kafka, sumber bahagia Azella yang masih membuat gadis itu bertahan di sini sampai saat ini. Dia sangat takut tidak akan pernah lagi merasakan pelukan hangat Kafka.

"Kafka gu-gue gak mau lo ninggalin gue nantinya. Gue gak mau harus pisah sama lo nanti."

Kening Kafka mengernyit pelan, cowok itu jelas bingung dengan ucapan yang baru saja keluar dari mulut Azella. Dia yakin bahwa Zero pasti berbicara sesuatu kepada gadis di pelukannya ini.

Dengan pelan Kafka melepas pelukannya, cowok itu menangkup wajah Azella yang sudah di penuhi air mata. Dengan lembut namun dengan wajahnya yang datar, Kafka menghapus air mata itu. Dia membawa Azella untuk duduk di sofa, lebih tepatnya duduk di pangkuannya.

"Udah ya? Jangan nangis dan jangan ngomong kayak gitu-"

Azella menggeleng sambil menahan isakannya. "Bilang kalau lo gak bakal pernah ninggalin gue, bilang gitu Kafka. Gue butuh lo buat terus di samping gue, gue bakal mati kalau lo pergi."

Kafka terdiam, matanya yang kini terlihat sayu menatap mata Azella yang memancarkan aura kesedihan.

"Azella gue gak tau bakal terus stay sama lo apa nggak, kita gak tau kedepannya bakal kayak gimana."Kafka bergumam pelan dan itu membuat Azella kembali menangis namun kali ini tanpa suara.

Itu berarti Kafka tidak akan menetap selamanya di sisi Azella, kan? Cowok itu bahkan tidak tahu hari kedepannya akan seperti apa. Andai Azella mampu jujur kepada Kafka kalau di dalam perut dia ada calon anak mereka.

"Gue bakal mati kalau lo pergi,"bisik Azella dan kepala Kafka sontak menggeleng.

"No, lo gak bakal mati. Meskipun gue harus pergi dari hidup lo nanti, ya Damon juga Kenzo bakal terus jaga lo. Lo bakal-"

"Cukup bilang lo gak bakal tinggalin gue, please."

Kafka terdiam, dia tidak berkutik.

"Hey, gue sayang ke lo lebih dari gue sayang ke diri gue sendiri. Gue-gue gak bisa bayangin gimana jadinya gue tanpa lo nanti. Gue udah terlalu bergantung sama lo,"ucap Azella yang membuat Kafka bimbang.

AZELLA'S STORY (END)Where stories live. Discover now