58. Pukulan

4.4K 348 488
                                    

58. Pukulan

Hai! Up cepet nih xixi.

Jangan lupa di vote juga komen ya! Ramein kolom komennya.

Follow ig: storiesalfina
Follow tiktok: storiesalfina

⬇️⬇️⬇️⬇️

"Sorry."

Haico diam untuk beberapa saat ketika mendengar Kafka mengucapkan kata maaf. Matanya yang tadi tajam berubah sendu, dia mendadak merasakan perasaan sakit karena pengkhianatan antara pacar dengan sahabatnya.

Padahal gadis itu sudah berusaha melupakan rasa sakitnya, tapi saat Kafka sudah ada di hadapannya dan mengucapkan kata 'maaf', entah kenapa rasa sakit itu terasa dan muncul lagi.

Kafka, cowok itu menunggu Haico untuk merespon ucapan maafnya tadi. Matanya memperhatikan Haico yang terlihat sedih. Kafka tahu dia berdosa sudah membuat hati gadis sebaik Haico terluka, tapi dia punya alasan kenapa selingkuh dengan Azella

Jika boleh memilih, mungkin Kafka tidak akan pernah dan mau menjadikan Azella sebagai kekasih gelapnya. Tapi mau bagaimana lagi? Rasa simpati Kafka terhadap Azella yang membuat akhirnya dia dan wanita itu memiliki hubungan yang lebih.

"Udah sejauh apa, Kaf?"tanya Haico pelan. Kepala gadis itu menunduk, tidak mau Kafka melihat matanya yang sendu.

Kafka menelan ludahnya, pertanyaan sialan itu di lontarkan Haico juga. Dia melihat tembok di salah satu kamar hotel ini, apa harus dia menjawab bahwa dirinya dan Azella memang sudah sejauh itu?

"Sorry."Hanya satu kata itu yang bisa di ucapkan oleh Kafka.

Haico tersenyum tipis, dia mengambil nafas dari mulutnya. Gadis itu anggap, dengan Kafka yang menjawab seperti itu tandanya hubungan mereka memang sudah jauh.

"Udah jauh. Jauh banget kayaknya."

Kafka mengumpat untuk dirinya sendiri, matanya menatap Haico. Gadis itu seperti ingin menangis tapi dengan sekuat tenaga dia berhasil menahan air matanya.

"Dulu aku cuma niat buat nolongin Azella dari Abangnya aja, gak ada niatan selingkuhin kamu sama dia. Aku sayang kamu–"

Haico tertawa pelan. "Kalau sayang sama aku gak mungkin kayak gini, Kaf. Kalau niatnya mau nolong ya nolong aja, kenapa harus pakek punya hubungan juga sama dia? Emang dasarnya kamu udah kecantol sama Azella."

Kafka menggeleng, cowok itu melangkah kedepan agar lebih dekat dengan Haico. Kedua tangannya menangkup masing-masing pipi gadisnya yang dia khianati.

"Aku gak kecantol sama dia,"bisiknya dengan nada sedikit ragu.

Mata bulat Haico menatap mata Kafka, dia mengunci pandangan dan menilai apakah Kafka sedang membohongi hatinya sendiri apa tidak dengan ucapannya tadi. Lalu setelah mendapat jawabannya, seulas senyum hadir di bibir Haico. Gadis itu memegang kedua tangan Kafka yang berada di pipinya.

"Kamu udah banyak bohong, jangan tambah bohong lagi dengan jawab kalau kamu gak kecantol alias suka sama Azella."

Saat mulut Kafka ingin terbuka, Haico kembali melanjutkan ucapannya.

"Mata kamu gak bisa bohong, sayang. Hati kamu udah suka sama aku dan Azella. Sakit ya,"lirihnya dengan mata berkaca-kaca.

Kafka langsung membawa Haico ke pelukannya, demi apapun dia merasa berdosa sekali. Di pelukan Kafka, Haico menangis tanpa isakan. Gadis itu meremas kemeja bagian belakang Kafka untuk menyalurkan amarahnya.

AZELLA'S STORY (END)Where stories live. Discover now