53. This is the time

4.5K 336 244
                                    

53. this is the time

Hai, apa kabar kalian?

Btw lama ya aku gak up xixi, sorry yaa.

Sebelum baca ayo di vote dulu, follow ig @storiesalfina dan para RP-nya buat yang belom!

⬇️⬇️⬇️⬇️

"Ayah suruh aku buat putusin kamu, Kaf."

Kafka terdiam, dia menatap lekat tanah di taman yang berada di halaman depan rumah keluarga Xadam.

Sementara Haico, gadis cantik yang memakai sweater kebesaran milik Ayah-nya itu memperhatikan raut wajah Kafka dari samping.

"Terus?"Kafka bergumam tanpa menatap wajah Haico.

Senyum miring terlihat di bibir Haico, gadis itu membenarkan letak duduknya jadi lurus. Matanya menatap datar pagar rumahnya yang tinggi.

"Mau aku putusin gak?"tanya Haico yang sontak membuat Kafka langsung menolehkan wajahnya.

Bibir Kafka sedikit terbuka akibat masih terkejut dengan pertanyaan bernada enteng yang keluar dari mulut pacarnya. Cowok itu tidak menyangka bahwa reaksi Haico akan setenang ini, tidak seperti biasanya. Biasanya itu Haico akan mengadu bahkan merengek kepada Kafka soal Ayahnya.

"Kok enteng?"

Halis Haico naik sebelah. "Enteng ajalah, orang aku gak bakal turutin maunya Ayah."

Kening Kafka mengerut, dia merasa bahwa gadis manisnya kini sedikit berubah.

"Kalau aku yang bakal putusin kamu, gimana?"tanya Kafka pelan.

Wajah Haico menjadi datar, gadis itu menelan ludahnya sendiri sambil menatap langit malam di atas sana. Perasaan sesak itu hadir, Kafka-nya ada niatan untuk memutuskannya jika sudah bertanya seperti itu.

"Kenapa nanya gitu? Kamu mau putusin aku buat siapa?"

Kafka berdehem pelan, cowok itu menunduk sekilas dengan pikirannya yang tiba-tiba teringat akan pembicaraannya dengan Zero kemarin. Ah iya, dia belum pulang ke apart lagi karena belum siap untuk bertemu Azella.

"Buat kebaikan kamu."

Kekehan Haico terdengar, gadis itu menatap Kafka yang sekarang juga menatapnya.

"Demi kebaikan aku apa demi cewek kamu yang lain?"tanya Haico yang jelas membuat Kafka tersentak.

Cowok itu terdiam, matanya menatap wajah datar Haico dengan pandangan bingung campur terkejut.

"Aku gak punya cewek lain, Iko. Gak punya dan gak usah mikir jelek kayak gitu,"jawab Kafka, nadanya sedikit tinggi.

Haico mengangguk kecil, dia menatap Kafka tepat di matanya. Terkadang Haico masih tidak menyangka bahwa cowok yang mengenalkannya akan dunia cinta ini malah menduakannya dengan gadis yang tidak selevel.

"Iya, Iko percaya sama Kafka."

Kafka membuang nafas lewat mulut dengan pelan, cowok itu menegakkan badannya untuk membawa Haico ke pelukan.

Hatinya bingung, apa dia masih mencintai Haico atau tidak.

••••

Mata Azella berkaca-kaca, gadis itu menggigit pipi bagian dalamnya sambil terus menatap tajam Zayn yang duduk santai di sofa.

Dia kesal karena cowok tengil itu sedari tadi berbicara yang membuat Azella ketakutan.

AZELLA'S STORY (END)Where stories live. Discover now