34. Gejala aneh

4.2K 288 168
                                    

34. Gejala aneh

Jangan lupa buat di vote juga komen ya!

Follow ig @storiesalfina sama @Alfinad_02 xixi.

⬇️⬇️⬇️⬇️

⬇️⬇️⬇️⬇️

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.




Azella mengusap mulutnya dengan air, gadis itu kemudian menghela nafasnya karena merasa lemas akibat sudah mengeluarkan isi perut.

Mata gadis itu tertutup dan punggungnya bersandar pada pintu kamar mandi, peluh terlihat di sekitar pelipisnya. Azella benar-benar merasa lemas sekarang, dan tenaga di tubuhnya terasa di renggut akibat muntah tadi.

Perlahan Azella membuka mata dan tatapannya jatuh pada closet duduk tempat dia muntah tadi. Gadis itu merasa aneh karena muntahnya tidak mengeluarkan apa-apa, bahkan tidak ada satupun makanan yang keluar dari mulutnya.

"Bangsat emang!"desis gadis itu kesal.

Dia memutuskan untuk keluar agar setelahnya bisa mengistirahatkan tubuh di atas ranjang. Ah iya, gejala aneh yang tak lain adalah muntah tapi tidak mengeluarkan apa-apa itu sudah berlangsung selama satu Minggu berturut-turut. Azella benar-benar merasa tersiksa karena pasti setelah muntah tubuhnya akan langsung lemas.

Mata gadis itu menatap kosong atap kost-nya yang berwarna putih polos, dia sedang memikirkan banyak hal dan salah satunya soal Kafka dan kejadian waktu itu. Kafka dia pikirkan karena sikapnya yang akhir-akhir ini sangat aneh kepada Azella, bahkan cowok itu selalu melampiaskan kekesalannya dengan cara mencueki Azella sampai membentaknya jika dia bersikap keras kepala juga menyebalkan.

"Bisa gak sih jangan banyak tanya? Gue lagi pusing."

Azella hanya bisa mengerutkan kening karena tidak terima Kafka berbicara seperti itu, apalagi dengan nada suara yang sedikit naik. Dia tahu memang sedari tadi dia banyak tanya karena penasaran soal Kafka yang menghilang begitu saja dari mulai Azella di bawa ke gudang oleh Riki pada saat itu.

"Gue cuma tanya Kafka, lo kemana aja selama satu Minggu lebih ini! Gue nyariin dan gue butuh banget lo–"

"Kalau butuh sesuatu samperin Damon atau Kenzo! Makannya jangan terlalu bergantung sama gue,"sela Kafka sambil menatap nyalang Azella yang hanya bisa melongo di atas ranjang kamar cowok itu.

"Lo sarap ya?! Sadar gak kalau gue bergantung sama lo itu ya karena lo juga, huh?! Kalau dari awal lo gak muncul dan sok jadi pahlawan di hidup gue, gak mungkin gue mau bergantung sama lo sekarang!"seru Azella yang membuat Kafka memukul pintu kamar yang berada di Apartemennya dengan kesal.

"Lo pikir gue bakal tega gitu aja liat sahabat pacar gue mau di perkosa sama Papa dan Abangnya, huh?! Kalau posisinya lo bukan sahabat Haico mana mau gue nolong dan terlibat sama lo!"seru balik Kafka lalu pergi begitu saja meninggalkan Azella yang sudah memburu nafasnya.

AZELLA'S STORY (END)Where stories live. Discover now