K E S E M P A T A N

2K 123 1
                                    

Ferdi beserta anak buah Alan telah sampai di kantor Tania. Ferdi masuk ke dalam dan melewati security kantor yang bertanya pada mereka semua.

"Pak , bapak mau cari siapa ? Loh pak maaf pak. Pak berhenti dulu. Paaakk..." teriak security.

"Heyy kamu diam. Jangan ikut campur." Kata salah satu anak buah Alan yang bertubuh tinggi juga kekar. Security itupun diam dan menurut.

Ferdi terus saja berjalan dan berhenti di ruangan CEO. Ferdi membuka pintu tanpa mengetuknya.

"Iya tapi Pah kita sudah bangkrut. Apa yang harus Tania lakukan Pah ? Papa dimana sekarang pulang dong udah tau perusahaan pailit begini Papa malah liburan terus ke luar negeri." Kata Tania di ujung telpon dan terkejut dengan kedatangan Ferdi.

"Mbak Tania , kantor ini dan beserta aset-aset yang mbak Tania punya mulai sekarang bukan lagi milik anda. Silahkan tinggalkan kantor ini sekarang juga mbak." Kata Ferdi. Tania membelalakkan matanya dan terlihat sangat marah juga kesal.

"APA ?? SIAPA KAMU BERANI-BERANINYA BICARA OMONG KOSONG DISINI. PERGI KAMU DARI RUANGAN SAYA. KANTOR INI MASIH MILIK PAPA SAYA." Kata Tania berteriak pasa Ferdi.

"Mbak Tania , saya ulangi sekali lagi bahwa kantor ini dan aset-asetnya bukan lagi milik mbak ataupun Pak Gunawan. Silahkan mbak pergi darisini. Maaf , tapi jika mbak Tania tidak juga pergi saya bisa lakukan hal yang lebih dari ini mbak." Kata Ferdi lagi dengan senyuman sinisnya.

"AKU PANGGILIN SECURITY YAA..SECURITY SECURITYYY....MANA SIH MEREKA. USIIIIIRR ORANG-ORANG KURANG AJAR INI DARI KANTOR SAYA. SECURITYYY......." Teriak Tania lagi.

"Heeyy heeyy..gak usah teriak-teriak gak jelas. Berisik. Apa kurang jelas apa yang sudah dikatakan oleh asisten saya." Kata Alan yang tiba-tiba dan duduk di kursi Tania.

"HEEEHH , ALAN ALFAHRI. BERDIRI KAMU DARI KURSI SAYA. JANGAN KURANG AJAR YA. INI BUKAAAAN KANTOR KAMUU. PERGIII.." Suara Tania bergetar dan sangat takut menghadapi Alan.

"Ssstttt..sssttt BISAAA DIIEEEMM NGGAKK ? DENGARKAN SAYA. Papa kamu sudah menjual semua sahamnya pada saya. Dan saya sudah membeli seluruh saham papa kamu beserta perusahaan induknya. Dan saya berhak atas kantor ini. Kamu yang seharusnya pergi dari sini dari kantor saya." Kata Alan pada Tania.

"APAAAAA ?? NGGAK MUNGKIN. KAMU BOHONG." Kata Tania lagi.

"Fer , kasih semua buktinya pada dia." Kata Alan.

"Baik Pak. Ini adalah bukti bahwa Pak Alan sekarang adalah pemilik sah perusahaan ini mbak. Dan saham-saham pak Gunawan yang lain." Kata Ferdi sambil menyodorkan map yang berisi file itu.

"Nggaaakk mungkin. Ini nggak mungkin. Kalian pasti salah. Nggak mungkin papa menjual semua saham perusahaan pada kalian." Kata Tania sambil membaca file yang diberikan Ferdi.

"Kalo kamu nggak percaya silahkan telpon papa kamu. Saya nggak yakin sekarang ponselnya aktif. Dia pasti melarikan diri dari kamu setelah mendapatkan begitu banyak uang dari saya." Kata Alan lagi dengan tersenyum. Tania menuruti kata Alan dan mengambil ponselnya. Dia menelpon papanya dan nihil ponsel papanya memang tidak aktif. Padahal beberapa menit yang lalu dia telah berbicara di telpon dengan papanya.

"Papa dimanasih Pah. Papa harus jelasin semua ini sama aku." Kata Tania dengan masih mencoba menelpon papanya.

"Gimana ? Gak aktif kan ? Sekarang saya minta kamu tinggalkan kantor saya. Dan jangan pernah tunjukkan wajah kamu lagi di depan saya." Kata Alan pada Tania.

Tania terdiam dan menangis. Dia merasa hancur dan menyesal karena telah bermain-main dengan Alan.

"Pak Al , tolong maafkan saya. Jangan lakukan ini pada saya Pak." Kata Tania memohon pada Alan.
Alan menatap Tania dengan tajam. Sambil tersenyum Alan berdiri mendekati Tania.

You're Mine (END)Where stories live. Discover now