13

1K 117 2
                                    

Prilly tidak canggung saat makan malam bersama keluarga Ali, ternyata keluarga bosnya itu sangat friendly dan menyambutnya dengan hangat.

"Oh ya Prilly, kamu mau sebulan kan kerja sama Ali? Gimana apa Ali sering buat kamu jengkel?"

"Selama ini pak Ali baik sama saya tante, malahan dia sering ngasih tumpangan pulang sama saya." Prilly tersenyum, menutupi seperti apa Ali sebenarnya.

"Apa bener? Setahu tante, sekretaris Ali yang dulu-dulu itu resign karena sifat Ali yang menyebalkan."

"Pak Ali sebenarnya baik kok, cuman ya agak sedikit gitu deh tante." Prilly melirik Ali yang ada di depannya, pria itu hanya memutar bola matanya malas. Dasar pencitraan, pikir Ali.

"Oh ya, Prilly om dengar dari Bayu kamu sudah mendapatkan dua tander besar?"

"Itu juga berkat pak Ali, om."

"Saya yakin kalau kamu bertahan di perusahaan saya maka, perusahaan saya akan lebih maju lagi memiliki karyawan sepintar dan cekatan seperti dirimu."

"Ah om bisa aja, saya hanya menjalankan tugas saya saja om."

"Tuh Li, kamu contoh dong Prilly. Udah pinter baik lagi, gak sombong pula." Ujar tante Rissa

"Iya-iya mah" Ali mendengus kesal, kenapa orang tuanya jadi malah memuji sekretaris kurang ajarnya ini? Andai jika mamanya tahu bagaimana menyebalkannya Prilly? Pasti mamanya tidak akan memuji Prilly seperti sekarang.

"Oh ya Prilly kamu tinggal dimana?" Tanya Danu Papa Ali

"Saya tinggal di perkampungan om, maklum saja saya hanya terlahir dari keluarga sederhana sudah untung bisa lulus sarjana juga"

"Saya juga dulu lahir dari keluarga yang sederhana bahkan rumah saya saja dulu lebih kecil dari rumah ini tidak ada setengahnya, tapi karena berkat usaha dan kerja keras saya akhirnya saya berhasil sampai sekarang. Saya yakin kamu pun akan seperti itu, jika kamu mau berusaha dan bekerja keras kamu pasti akan berhasil" wejangan Papa Ali.

"Iya om, saya akan berusaha semampu saya, saya ingin membahagiakan orang tua saya." Prilly tersenyum tulus, sejak kecil Prilly memang selalu bermimpi menjadi orang sukses dan membahagiakan orang tuanya. Agar kelak orang tuanya tidak perlu lagi bersusah payah untuk mencari pundi-pundi rupiah.

"Ekhem.. ini kok anaknya di diemin sih? Sebenarnya anak disini Ali atau Prilly?" Semuanya menatap Ali, semuanya hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya saja.

"Pak bos cemburu sama saya karena orang tua si bos lebih perhatian sama saya?"

"Saya gak cemburu"

"Si bos lucu kayak anak kecil."

"Saya bukan anak kecil"

"Tapi kelakuan bos kayak anak kecil manja."

"Apa kamu bilang?" Prilly hanya tersenyum saja.

"Sudah-sudah jangan bertengkar habiskan makanannya." Pak Danu menengahi, orang tua Ali hanya memperhatikan mereka sembari tersenyum, jarang sekali mereka mendapatkan momen seperti ini apalagi Ali tipikal orang yang tidak mudah di dekati.

Ali melototkan matanya sedangkan Prilly hanya mencebikkan bibirnya, tidak di sini tidak di kantor Bosnya itu memang sangat menyebalkan.

***

Ali menghentikan mobilnya di depan gang rumah Prilly, sebenarnya dia malas mengantarkan gadis cerewet ini pulang tapi karena pakasaan mama nya akhirnya dia terpaksa mengantarkan Prilly yang sekarang tengah tertidur di mobil Ali.

M I N ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang