41

796 97 7
                                    

Prilly sudah keluar dari rumah sakit seminggu yang lalu, masih dirundung kesedihan Prilly masih belum mau melakukan apa-apa, dokter juga menyarankan agar Prilly beristirahat total pasca keguguran.

Prilly masih tidak bisa menerima dengan apa yang terjadi, apalagi calon anaknya direnggut dengan cara yang tidak bisa di bayangkan bagaimana bisa seseorang menghabisi calon anak yang bahkan belum lahir dan masih kecil di perut Prilly? Rasanya Prilly ingin memaki dan menghukum orang yang telah melakukannya.

"Saya berangkat kekantor dulu ya, sayang." Ujar Ali, dia sudah rapi dengan pakaian kantornya.

"Iya, hati-hati maaf aku gak nyiapin sarapan dan keperluan kamu."

"Gak papa sayang, istitahat ya jangan banyak lakuin aktivitas ingat kata dokter."

Prilly hanya mengangguk dan tersenyum, pernikahannya memang semakin membaik apalagi malam itu dia sudah mendengar langsung dari mulut Ali saat dia menyatakan cintanya, membuat Prilly yakin kalau dia pun sudah mulai mencintai suaminya.

"Ali" panggil Prilly sebelum Ali meninggalkan kamarnya.

"Iya ada apa?"

"Aku juga mencintai kamu" ujar Prilly sedikit malu.

"Jadi kamu dengar apa yang saya katakan malam itu?" Prilly mengangguk.

"Saya mencintai kamu jauh sebelum menikahi kamu, saya janji akan berusaha membuat kamu tersenyum dan bahagia semampu saya."

Setelah mengatakan itu Ali menutup pintu kamarnya, Prilly bersemu mendengar setiap perkataan yang Ali ucapkan, sekarang hatinya sudah yakin membalas cinta suaminya.

***

"Loh Arini, ada apa kesini?" Tanya Mama

"Enggak tante, aku kesini cuman mau main aja" ujar Arini.

Kini penampilannya sungguh jauh dari sebelumnya, sekarang dia terlihat lebih modis dan trendy. Mama sampai pangling melihatnya.

"Oh, yasudah ayo masuk."

Keduanya masuk kedalam rumah dan duduk di sofa ruang tamu.

"Ini tante tadi aku mampir ke toko kue dan beli buat tante sekeluarga."

Mama Rissa menerimanya dan pergi kedapur menyajikan minuman dan camilan untuk Arini.

"Tumben loh kamu main kesini, gak biasanya." Arini tersenyum

"Iya tante saya cuman pengen dekat aja sama keluarga suaminya kakak aku."

"Kamu baik banget deh Arini, tante juga dengar kalau kamu sebenarnya anaknya Rudi ya?"

"Tante kenal sama Papi saya?"

"Rudy itu teman tante dan suami waktu SMA sampe kuliahan"

"Wah bisa kebetulan ya tan"

"Iya, dulu Rudi itu siswa yang aktif banget"

"Papi juga cerita kayak gitu, aku kira temen yang papi maksud itu bukan tante Rissa Mamanya Mas Ali."

"Ternyata dia masih ingat sama kita."

Arini hanya tersenyum, dia memang mendengar cerita tentang keluarga Ali tapi bukan cerita seperti apa yang Mama Rissa katakan, dia hanya membutuhkan informasi sebanyak-banyaknya tentang Mama dan Papa Ali, baru dia akan tahu harus melakukan apa-apa.

"Aku turut berduka ya Tan atas apa yang menimpa Kak Prilly."

"Huh! Padahal tante udah berharap banyak, pengen banget segera nimang cucu. Temen-temen tante udah pada gendong cucu."

M I N EWhere stories live. Discover now