26. Bercinta Sebagai Pengantin

6.4K 156 10
                                    

" sekarang kau sudah menjadi istri ku. Jadi tempat ku untuk pulang. Jadi tempat ku untuk mencurahkan semuanya. " ujar Reihan saat kami baru saja masuk ke kamar dan dengan ulah nya yang langsung merengkuh ku masuk ke dalam pelukannya.

" kau suka sekali memeluk ku. " ujar ku saat merasakan Reihan memeluk ku dari belakang dan tak lupa dirinya mengecup puncak kepala ku lembut.

" you know what. Hugging is a silent way of saying you matter to me, Al. " jawab Reihan yang tanpa sadar membuat ku menyunggingkan senyum ku. Dirinya begitu manis saat memanjakan ku seperti saat ini.

" ucapan dari bibir mu manis sekali. " gelak ku akhirnya tertawa.

" hanya untuk mu sayang. Hanya untuk mu. " gumam Reihan tersenyum. Senang karena berhasil membuat ku tertawa.

" Dan aku hari ini selalu kamu buat tersenyum terus. " ujar ku.

" itu tak gratis sayang. " ujarnya menyeringai.

" lalu? Memangnya aku harus membayar Berapa padamu? " tanya ku pura - pura tak mengerti. Sebenarnya, aku cukup tau dirinya menginginkan apa dari ku.

" aku merindukan tubuh mu. Aku ingin bercinta dengan mu. Aku ingin kau membayar semuanya dengan bercinta sepenuh hati dengan ku. Boleh? " tanya dirinya. Memastikan jika bukan hanya dirimu yang ingin bercinta. Tapi juga diri ku.

" sure. Aku juga ingin. " sahut ku singkat. Mengiyakan ajakannya yang sebenarnya juga ku ingini saat ini.

Membuat Reihan dengan lembut melepaskan gaun pengantin ku dan berganti melepaskan pakaian miliknya. Aku dan dirinya pun mulai bergumul panas untuk pertama kalinya setelah sah menjadi sepasang suami istri.

*****

Peluh mulai menetes dari dahi suami ku yang kini masih berada di atas ku dan menindih bagian bawah tubuh ku. Membuat aku tanpa sadar justru mengulurkan tangan ku untuk mengusap dahinya yang berkeringat dengan jari - jemari ku. Dan beberapa peluh yang tak sempat ku seka pun akhirnya terjatuh menetes menuju leher dan dadanya yang terlihat begitu indah di mata ku.

" Al? Kenapa sayang? " tanya Reihan dengan nafas terengah - engah, yang melihat diri ku sangat intens memandangnya. Apalagi dirinya melihat aku yang diam terpaku memandang tubuhnya yang bergerak intens untuk bekerja lebih di atas tubuh ku.

" tidak. Tidak ada apa - apa. " sahut ku tersenyum tipis.

" kau yakin? Atau kamu lelah? Mau berhenti saja? " tanya dirinya sembari mulai menghentikan aktivitas kami berdua.

" Enggak. Gak papa. Lanjutkan saja. Lagian kamu belum sampai kan. " ujar ku mulai menggerakkan tubuh bagian bawah ku. Membuat Reihan yang memang menahan semenjak tadi pun menggeram karena ulah ku.

" Hmm. Al. Ulah mu nikmat. " geramnya karena gerakan ku ini, dan membuat ku tertawa pelan. Karena ulah ku ini berhasil membuat ke dua matanya semakin menggelap di liputi nafsu.

" kau tau? " ujar ku.

" Hhh. Tau apa? " tanya dirinya terengah.

" kamu semakin tampan jika sedang begini. Aku semakin menyukaimu. " ujar ku tersenyum. Membuat diri Reihan tak bisa menahan hasratnya untuk tak mencium ku.

" Kapan kamu berhenti membuat aku jatuh cinta terus. Aku susah menahan nafsu ku jika sedang bersama dengan mu, sayang. " ucap Reihan begitu melepaskan ciuman kami. Apalagi kini hidung kami berdua saling bersentuhan. Membuat deru nafasnya terasa di wajah ku.

" nikmat Rei. " ujar ku melenguh kenikmatan.

" Tubuh mu lebih nikmat, sayang. " ucapnya menyeringai dan mulai menyerang ku lagi dengan tubuhnya. Membuat ku benar - benar menyerah atas dirinya. Reihan pun kembali menghujamkan miliknya ke arah ku.

Mr. TSUNDERE BASTARD (Completed)Where stories live. Discover now