43. Ngidam

2.6K 125 6
                                    

" sini toplesnya Ar. " ucap Reihan pada Armand yang tengah duduk di lantai sembari berselonjor kaki dan memakan cookies buatan ku di dalam toples.

" untuk apa? " tanya Armand malas. Tak terlalu memperdulikan perkataan Reihan barusan.

" aku ingin minta. " sahut Reihan. Ucapan Reihan ini berhasil membuat Armand berbalik dan memandang sahabatnya ini dengan tajam.

" apa kau bilang? " tanya Armand meminta Reihan untuk mengulang ucapannya barusan.

" aku ingin minta cookies di toples yang kau pegang, Ar. " ucap Reihan akhirnya mengulang ucapannya barusan.

" aku tak mau. Kau sudah punya toplesmu sendiri. Ini jatah ku. " ujar Armand menolak.

" jadi kau tak mau? " tanya Reihan memicingkan ke dua matanya memandang ke arah Armand.

" iya. Aku tak mau. Kau kan sudah di berikan Alna cookies buatannya. Kenapa minta lagi pada ku. Dan menganggu ku. "

" punya ku habis, Ar. Aku minta sini. "

" tidak. Aku tak mau. " bersikeras Armand menolak ucapan Reihan.

" kenapa kau pelit sekali? "

" aku bukan pelit. Demi Tuhan, Rei! Kau sudah memakan dua toples penuh sendirian sekali hadap. Dan kau ingin minta lagi?! "

" punya ku sudah habis. Ayo lah. Jika punya ku masih ada, aku tak akan meminta punya mu. "

Sekeras apa pun Armand menolak. Maka sekeras itu pula Reihan meminta. Bahkan pertikaian mereka berdua ini membuat para pelayan, pengawal, bik Selma juga aku yang menonton geleng - geleng kepala karena ulah mereka.

" punya mu habis kenapa harus menyusahkan ku. Al, coba lihat suami mu ini. Dia ingin mengambil cookies milik ku. " adu Armand.

" sayang. Armand jahat. Dia tak mau membagi cookies buatan mu. Dia memonopolinya sendiri. " kali ini giliran Reihan yang mengadu pada ku sembari menjatuhkan kepalanya di pangkuan ku. Yang memang duduk di samping dirinya semenjak tadi di sofa.

" kau kan sudah habis dua setengah toples sendirian dalam sekali hadap Rei. Masih kurang? " tanya ku mengelus kepala Reihan yang masih merengek pada ku.

" cookies buatan mu enak. Aku belum puas. Tapi Armand pelit. Dia tak mau membaginya. " adu Reihan seperti anak kecil pada ku dan membuat kami semua geleng - geleng kepala. Tak seperti dirinya yang biasa.

" bukannya itu memang jatah Armand? Lagi pula aku cukup banyak membuat cookies dan kau sendiri yang paling banyak memakannya bukan? " tanya ku pada Reihan.

" tapi aku ingin lagi. " sahutnya memelas.

" aku ambilkan saja ya di pantry. Rasanya masih ada satu toples. " ucap ku. Dan berhasil membuat Reihan menggeleng.

" hmm. Tak usah. Kamu jangan ke mana - mana. Aku ingin begini saja. " ujar Reihan menggeleng. Dirinya tak membiarkan ku pergi saat ini dan dirinya lebih memilih melingkarkan ke dua tangannya di pinggang ku.

" tadi katanya kau ingin? " tanya ku.

" tak usah. Aku sudah tak menginginkannya. " jawab Reihan memberitahu ku.

" serius sayang? "

" iya baby. " sahut Reihan mencoba meyakinkan diri ku.

" baiklah. " balas ku terus saja mengelus puncak kepala Reihan saat ini.

*****

" Ar. Belikan aku mangga muda. " perintah Reihan tiba - tiba pada Armand saat Reihan turun dari lantai dua dan menemukan Armand yang tengah menuju ke ruang tengah untuk bersantai.

Mr. TSUNDERE BASTARD (Completed)Where stories live. Discover now