63. Ingin menghilang saja

463 94 6
                                    

꧁𝕾𝖊𝖓𝖏𝖆 𝕸𝖎𝖑𝖎𝖐 𝕭𝖚𝖒𝖎꧂

Hari ini, setumpuk rinduku padamu tumpah
Menari-nari bersama cerita tentang kisah yang sudah patah. -S.

Happy reading!!

MENJELANG jam setengah tujuh, mobil Langit berhenti di depan sekolah Senja. Sekolah sudah cukup ramai. Ada beberapa motor dan mobil yang terparkir di sana.

"Bang, nanti nggak usah jemput, ya. Senja ada urusan soalnya." Senja menutup pintu depan dengan pelan saat Langit mengangguk dengan senyum lebar.

Setelah mobil Langit berlalu, Senja menyempatkan diri menarik napas sedalam mungkin. Gerbang besar di hadapannya itu selalu membuatnya sesak setiap kali ia datang kemari.

Ketika Senja memutuskan untuk memasuki gerbang, ia menemukan sosok Nathalie dan Nora berjalan ke arah berlawanan. Tidak ada yang aneh. Dua gadis itu selalu cantik seperti hari-hari lainnya. Seragamnya selalu rapi dan wangi mulai dari rok, rompi sampai sepatunya. Sempurna, nyaris tidak ada celah.

Kalau Senja bisa, ia ingin menjadi debu yang tersapu oleh angin yang berhembus pagi itu. Senja benar-benar ingin lenyap dari tempat ini sekarang juga. Seperti debu, Senja ingin menghilang tanpa jejak. Hingga tak satupun orang mampu menemukannya.

Di depan tangga utama koridor, Senja berdiri. Jemarinya meremas ujung tasnya. Gadis itu tidak tahu, apakah hidupnya memang sengaja dijadikan bahan permainan seperti sekarang. Ditambah dengan berdirinya Nora dan Nathalie di depannya.

"Segitu takutnya ya lo sampe kemarin nggak berangkat sekolah?" Itu suara Nathalie, gadis bermata bulat dengan bibir tipis yang menawan. Alisnya tidak terlalu tebal, rambutnya hitam legam. Terakhir Senja lihat, rambutnya berwarna cokelat terang. Tapi hari ini warnanya berubah menjadi hitam pekat.

"Aku-"

"Kita nggak butuh jawaban lo. Buruan ikut gue!"

"Cepetan jalannya, lelet bener!" ucap Nora. Mereka sama-sama cantik dan menarik. Mereka sama-sama tinggi juga. Matanya tidak terlalu bulat namun tegas. Dengan rambut panjang yang sengaja diombre warna abu-abu dan cokelat di bagian bawahnya. Hidung Nora sangat mancung, cocok kalau dijadikan karakter putri dalam film Disney.

Senja terkesiap saat Nora menyeretnya sepanjang koridor. Gadis itu agaknya tak keberatan atas tatapan penasaran dari siswa-siswi lainnya. Lalu dengan tiba-tiba, Nora mendorongnya sampai menabrak mading. Ada perih yang menggores pergelangan tangannya, namun Senja memilih diam. Tak bersuara sama sekali.

"Lihat kalian semua? Ada anak pelakor di sini, guys!"

Aurelie Nora Maretta adalah putri dari segala putri. Gadis itu mampu menyihir setiap mata yang melihatnya. Wajah rupawan, bergelimang harta, keluarga yang utuh, dan pacar yang sempurna. Nyaris tidak ada yang tak dimiliki Nora di dunia ini. Oh ya, ada satu. Nora tidak punya rasa empati.

Seperti sekarang, hanya dengan hitungan detik saja, gadis itu mampu mengumpulkan semua orang di sini.

"Lo tuh nggak pantes sekolah di sini! Anak pelakor! Anak apa, guys?" Nora berdecih. Wajah cantiknya nampak tidak suka. Berikut Nathalie dan semua orang yang turut menertawakan dirinya.

"Anak pelakor!" sahut semua orang di koridor pagi itu.

Dalam hati Senja berusaha sabar, seandainya ia punya kekuatan laser dari matanya, pasti Senja sudah siap menusuk mata Nora dan semua orang di sini hanya dengan menatapnya saja.

"Heh! Ngapain lo lihat kita!" Nora bersuara lagi. Bahkan parahnya, gadis itu sampai melempar kertas dengan fotonya dan Bunda ke kepala Senja.

"Bunda aku bukan pelakor."

Senja Milik Bumi (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang