76. Langkah awal; melepas

655 96 12
                                    

꧁𝕾𝖊𝖓𝖏𝖆 𝕸𝖎𝖑𝖎𝖐 𝕭𝖚𝖒𝖎꧂

Aku adalah samudera yang tak pernah kau tahu seberapa dalam perasaanku
Aku adalah malam yang tetap setia memelukmu meski tak pernah kau pandang
Aku adalah angin yang akan setia menyambutmu datang setiap kali kau butuhkan
Yang setia bersamamu, meski bukan namaku yang kau sebutkan

Dari aku, yang tak pernah kau tahu seberapa dalam lukaku karenamu....

Happy reading!

SENJA dulu pernah bertanya pada Langit apa definisi dari cantik. Dengan terang-terangan lelaki itu menjawab bahwa cantik bukan soal bentuk wajah yang simestris alias cantik dari segala sisi, atau dari badannya yang langsing serta kaki jenjang yang mulus. Melainkan soal bagaimana kita melihat diri kita sendiri.

"Maksudnya?"

"Kecantikan ada saat kamu mulai memutuskan untuk menjadi diri sendiri. Mau kayak apa bentuk tubuh atau wajah kamu, yang penting sehat."

Itu terbukti di setiap pagi, gadis itu sering melihat Langit tersenyum dan berbicara pada pantulan dirinya di kaca mobil. Walaupun banyak orang yang mengatakan bahwa Langit itu kurus, dia sama sekali tidak terusik. Lelaki itu seakan menerima dirinya yang seperti itu. Katanya tidak apa-apa kurus, yang penting sehat. Toh, dirinya juga tak kalah tampan dari artis-artis Korea yang digandrungi anak muda jaman sekarang. Bahkan Langit pernah bilang pada Senja kalau dia mirip dengan Taeyong, member NCT. Sedikit tidak tahu diri memang, tapi Langit selalu memperlihatkan padanya bahwa di dunia ini tidak ada yang sempurna.

"Tuhan menciptakan wajah dan tubuh kita pasti bukan tanpa alasan, kan?"

Sebenarnya ini hanya soal penerimaan kepada diri kita sendiri. Dan hari ini Senja sangat paham, bahwa apa yang dikatakan Langit itu memang benar.

"Mikirin apa, sih?" Tahu-tahu Langit sudah duduk di samping Senja. Seperti biasa, lelaki itu mengenakan celana boxer yang lagi-lagi berwarna abu, serta kaos putih andalannya. "Dari tadi Abang perhatiin diam terus, kenapa?"

"Nggak papa, cuma mikirin kado apa yang harusnya aku minta dan bisa nguras kantong Abang." jawabnya.

"Mau dikuras kayak gimana lagi, udah kering gini." Saat Langit menoleh, lelaki itu menemukan semburat kecewa dari wajah adiknya. "Emang mau minta apa?"

"Apa, ya?" Senja agaknya menimang-nimang, "gimana kalau Abang sama Kak Iris aja?"

"Abang sama Iris?"

"Iya! Aku mau lihat Abang sama Kak Iris bareng lagi."

"Kenapa gitu?"

"Kan aku udah lama juga nggak lihat Kak Iris."

Langit menarik napas panjang, "yang lain dong. Kalau itu mah Abang bisa kasih tiap hari pas nanti Iris jadi kakak ipar kamu."

"Semoga. Tapi masalahnya apa dia mau sama Abang?" Lalu, gadis itu tertawa.

"Pasti mau! Orang dianya aja kemarin nggak mau Abang putusin."

"Udah baikan?" tanyanya.

"Udah."

"Syukur, deh."

Lalu gadis itu menerawang ke luar, pada rumput-rumput yang entah sejak kapan tubuh subur di samping rumah. Di balik jendela, Senja terduduk dengan pemandangan gamang. Malam ini bintang bersinar terang di setiap penjuru langit ibukota. Praktis membuat angkasa yang biasanya gelap gulita itu menjadi sesuatu yang memanjakan mata.

Senja Milik Bumi (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang