8. Masalahnya ada di sini

1.2K 218 0
                                    

꧁𝕾𝖊𝖓𝖏𝖆 𝕸𝖎𝖑𝖎𝖐 𝕭𝖚𝖒𝖎꧂

Salah satu kondisi terbaik menemukan keajaiban adalah di saat kamu dilukai
Saat orang yang kamu sayangi
Memilih pergi dan berhenti menemani

Terlepas perihal rasa sakit di hati
Memang tak bisa sembuh dalam hitungan hari
Tetapi ada satu hal yang harus kamu pahami
Luka adalah bentuk pendewasaan diri

Kamu harus belajar, untuk lebih kuat lagi.

Kamu harus belajar, untuk lebih kuat lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


DI luar jendela langit tampak mendung. Aroma petrichor menyeruak hingga membuat Senja termenung. Gadis itu diam, mengikuti arah air perlahan turun dari daun pepohonan dan menikmatinya.

Kenapa orang-orang menyukai hujan?

Kenapa Senja justru lebih menyukai Fajar?

Senja bertanya dalam diamnya. Menurutnya, di saat hujan seperti inilah kenangan kembali hidup. Dan biasanya Senja memilih duduk sendiri dengan secangkir coklat panas, juga secarik kertas. Gadis itu menuangkan perasaan dalam bentuk lirik lagu. Ya, walaupun belum ada yang tahu keahliannya, setidaknya Senja tidak terlalu tersiksa dengan yang namanya kenangan.

Sebenarnya Senja juga menyukai hujan. Tapi terkadang hujan itu menyebalkan. Ribet, apalagi jas hujan dan genangan yang membuat bajunya kotor terkena cipratan. Pokonya hujan itu seperti lelaki itu, pembawa aura dingin. Eh kok jadi dia, sih?

Sepinya perpustakaan, membuat Senja mengalihkan perhatian pada rak-rak novel di sampingnya. Senyumnya mengembang, gadis itu menemukan novel yang selama ini ia cari.

Kemudian ia melangkahkan kaki mantap, beralih mencari bangku kosong paling pojok, agar tidak ketahuan jika ia membolos alih-alih mengikuti pelajaran bahasa. Tapi kemudian, langkahnya terhenti. Pandangannya sedikit terusik dengan keberadaan seorang lelaki yang duduk membelakanginya. Tak mau ikut campur lagi, Senja memilih berlalu dan menarik kursi di sisi yang berbeda dengan lelaki itu.

Senja melirik bagaimana lelaki itu bersikap acuh. Sepasang matanya tertutupi oleh kacamata, bibirnya terkatup rapat, ekspresinya kaku. Tapi lagi-lagi Senja jauh lebih tertarik dengan novel di hadapannya.

"Numpang, ya?"

Lelaki itu mengangguk kaku, lalu menunduk. Ada sesuatu yang Senja tangkap dari gerak-geriknya. Bahwa lelaki itu pendiam, jauh lebih pendiam dari Bumi.

Tunggu.

Siapa tadi?

Bumi, ya?

Kok jadi Bumi terus, sih?!

Ah, Senja jadi ingat sesuatu. Lelaki ini adalah lelaki yang sama pada saat kejadian di mana pipinya ditampar Nora.

Senja Milik Bumi (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang