07 » Bukan Sakit Biasa

14.4K 2.5K 146
                                    

Salah satu ciri khas si kembar sejak lahir adalah satu sakit, maka semuanya juga ikut sakit.

Dan ya, saat si kembar berusia 5 bulan, mereka sakit secara bersamaan. Awalnya hanya Juna yang sakit demam, tapi setelahnya malah diikuti Shaka, Haikal, serta Nanda.

Memang ya, mereka berempat adalah saudara kembar yang kompak.

Namun, kali ini berbeda. Hanya Juna yang merasakan sakit. Sementara yang lainnya tidak. Sebab, sakitnya dikarenakan hal yang lain dari lainnya.

...

Tidur terlentang dengan selimut tebal, sesekali mengerang karena rasa sakit di tubuh, terutama perut. Pemandangan seperti i ni yang mampu menusuk hati bunda saat melihat Juna jatuh sakit.

Pasalnya, Juna adalah orang yang jarang sakit. Dan sekalinya sakit, pasti akan membuat orang rumah panik.

"Juna, bangun sayang. Makan dulu yuk." Ajak Bunda seraya menyibak poni anak sulungnya yang kini telah memanjang.

Juna membuka matanya perlahan saat merasakan usapan lembut pada jidatnya, "Bunda."

Ia menatap sayu ke arah bunda nya. Rasanya Juna ingin memeluk dan bersandar pada bahu bunda. Tapi, tenaga nya terlalu lemah untuk sekedar mengatakan keinginan tersebut.

"Kenapa, hm?" Bunda mengelus pipi tirus Juna.

Juna melengkung kan bibirnya ke bawah, "Peluk." Katanya lirih.

Bunda tersenyum, "Uluh-uluh, anak bunda lagi pengen manja."

Secara perlahan bunda membantu Juna agar bersandar pada kepala ranjang. Dan dengan senang hati bunda langsung memeluknya.

"Kaos kamu basah?" Tanya bunda saat mengelus punggung si kakak, ia merasakan basah pada tangannya.

Juna hanya bergumam tak jelas. Dirinya terlalu nyaman berada dipelukan bunda. Sehingga enggan untuk menjawab pertanyaan bunda.

Bunda mengelus punggung Juna lembut, "Kakak ganti baju dulu, ya?"

Juna hanya mengangguk, namun ia enggan beranjak dari pelukan bunda.

"Kalo gitu bangun dulu dong. Biar bunda bisa ambil ganti kamu." Bujuk bunda seraya mendorong Juna pelan agar bersandar pada kepala tempat tidur.

Juna menatap bunda sendu. Ia memperhatikan setiap gerak-gerik bunda. Dirinya takut jika ditinggalkan sendiri saat sedang dalam kondisi lemah seperti sekarang.

Tok! Tok! Tok!

Cklek.

"Kak."

Juna menoleh ke arah pintu kamar yang terbuka, disana muncul Haikal yang datang membawa kresek hitam.

Pantas, tekanan berat yang Juna rasakan sejak tadi langsung hilang, ternyata karena adiknya datang. Dan tubuhnya terasa lebih mendingan ketimbang semalam.

"Eh, ada bunda juga disini." Celetuk Haikal saat melihat bunda berdiri di depan lemari kakaknya.

Bunda menoleh karena merasa disebut. Ia memperhatikan interaksi kakak beradik yang kerap terlihat tak akur itu. Memang bukan pemandangan yang asing lagi sih jika Juna dan Haikal baku hantam. Namun, hati bunda merasa lebih tenang saat melihat keduanya saling peduli seperti yang ia lihat sekarang.

"Lo udah makan, kak?"

"Udah. Lo sendiri?"

Haikal menggeret kursi yang biasa digunakan kakaknya sebagai tempat duduk ketika belajar, "Gue baru pulang, kak. Lo kan tau kalo gue anak organisasi."

Fratrem | NCT DREAM 00 Line ✓Where stories live. Discover now