27 » Arini dan Nanda

9.4K 1.8K 163
                                    

Klik.

Klik.

Klik.

Disana, disebuah ruangan yang katanya disebut kamar, terdapat seorang laki-laki yang tengah menatap layar komputer.

Nanda namanya. Dengan tangan kiri yang bertopang dagu, ia melihat satu persatu foto yang berhasil didapatnya saat pergi ke rumah nenek kemarin.

Netra nya fokus memperhatikan layar komputer, sementara tangan kanannya memainkan mouse untuk menggerakkan kursor yang ada pada layar.

Ruangan minim cahaya, banyak alat elektronik seperti komputer, laptop, iPad, smartphone, dan sepasang speaker yang terletak disamping tempat tidur.

Kira-kira seperti itulah sedikit gambaran isi kamar dari seorang Ananndha.

Kata Bunda Wendy mirip seperti toko elektronik mini.

"Hahh." Nanda menghela nafas lelah.

Ia mengalihkan atensi nya pada jendela kamar yang memperlihatkan kondisi di luar. Hujan. Wah, dirinya jadi ingin memotret keluar. Pasti hasilnya nanti akan terlihat bagus.

Sembari menyenandungkan salah satu lagu kesukaannya, Nanda meraih smartphone miliknya, dan berjalan ke arah jendela.

Indah. Ternyata hujan disiang hari ternyata terlihat lebih indah, daripada hujan saat  malam hari.

"Tumben kamu nggak tidur, Nan?"

Nanda menoleh ke samping kanannya. Netra nya menemukan Arini, sosok yang melontarkan pertanyaan padanya. Bisa ia lihat jika Arini tengah duduk manis diatas tempat tidurnya.

"Nggak." Jawabnya singkat. Ia kembali memperhatikan hujan yang mengguyur deras di luar.

"Kenapa?"

Nanda mengendikkan bahunya, "Nggak tahu. Gara-gara minum Americano pemberian Kak Juna kayaknya."

Arini mengangguk paham. Memang sih, tadi ia melihat jika Juna memberikan kopi pada Nanda secara cuma-cuma.

Katanya sih karena ada kekeliruan. Yang Juna pesan Latte, tapi yang datang adalah Americano. Daripada terbuang sia-sia lebih baik dihibahkan pada yang mau.

"Nan." Panggil Arini pada laki-laki disampingnya yang betah memperhatikan rintik hujan di jendela.

"Apa?" Sahut Nanda tanpa mengalihkan atensi nya.

Arini terdiam. Bergelut dengan pikirannya sendiri tentang benda yang tergeletak di nakas, ia agak ragu untuk bertanya pada anak manusia yang selalu ia buntuti itu.

Mungkin karena terlalu lama terdiam. Nanda sampai mengalihkan atensi nya pada sosok Arini.

"Kenapa? Kalo mau nanya, nanya aja."

Arini menunjuk sebuah benda yang tergeletak di nakas, samping lampu tidur. "Itu apa? Kenapa aku jarang lihat kamu pake benda itu?"

Nanda melihat ke arah yang di tunjuk Arini. Oh, kamera yang berada di nakas. Ia berjalan ke arah nakas, dan meraih kamera yang tergeletak disana.

"Kamera, gunanya buat foto." Ucap Nanda menoleh ke arah Arini.

"Bukan gue yang jarang pake ini barang, tapi lo nya aja yang nggak ada pas gue lagi pake ini." Lanjutnya seraya mengangkat kamera yang berada ditangan nya, serta menyempatkan senyum manis di wajah nya.

"Kamu bisa foto aku, nggak?" Tanya Arini dengan ekspresi polos nya.

Nanda terdiam sesaat. Melihat Arini dan kamera yang berada ditangan nya secara bergantian. Ia menghela nafas, kemudian menjawab, "Bisa."

Fratrem | NCT DREAM 00 Line ✓Where stories live. Discover now