40

430 20 0
                                    

Mila memasuki ruangan Rafael dengan Kafka di gandengannya. Arsen dan Aslan tak lupa menyalami Mila.

"Ayah" Seru Kafka pada Arsen.

"Anak ayah udah ganteng aja ni, wangi lagi" Arsen mencium wajah dan leher Kafka.

"Ayahh ihh geli hahaha" Mila dan Aslan tersenyum melihat interaksi antara ayah dan anak tersebut.

"Aurum di mana Sen?" Tanya Mila.

"Aurum di ruangannya lagi bersih-bersih nanti juga ke sini mah" Mila mengangguk.

"Halo om Aslan" Sapa Kafka kepada Aslan yang duduk di samping Arsen.

Aslan menoleh kearah Kafka dipangkuan Arsen "halo jagoan om, makin ganteng aja, eh engga masih gantengan om tapi kalo dibanding sama Kafka" Jawab Aslan dengan memasang wajah jahil.

"Engga, genteng Kafka Om jelek" Ucap Kafka tak mau kalah. Aslan justru tertawa dengan tingkah Kafka. Aslan memang dasarnya usil dengan anak kecil saking usilnya waktu kedua kali pertemuannya dengan Kafka bocah itu dibuat menangis oleh Aslan dan berujung Aslan dimarahi oleh Arsen. (Kaga sadar umur nih si Aslan sama anak kecil aja kaga mau kalah:v ada yang sama kaga nih? —Iiiira)

Saat Aslan ingin menjawab Kafka Arsen sudah menatapnya dengan raut dinginnya yang seolah mengatakan 'ngalah ngapa sama anak kecil ngusilin mulu perasaan' Aslan hanya menyengir kepada Arsen lantas memilih diam.

***

Setelah membersihkan badan Aurum mengamati ada yang aneh denah dirinya, badannya sedikit menggemuk dan Aurum heran dengan dirinya yang telat datang bulan seharusnya tamu bulanannya sudah datang sekitar satu minggu yang lalu, Aurum tak ingin berharap terlalu tinggi karena ia juga sudah pernah telat datang bulan lalu dengan harapan yang tinggi tapi Tuhan berkehendak lain hasilnya negatif.

Tapi sekarang Aurum merasakan gejala-gejala yang pernah ia pelajari sewaktu koas. Dan gejala ini umum dialami oleh ibu hamil.

Dengan percaya diri yang tidak terlalu tinggi Aurum mencoba testpack yang memang ia sediakan di laci meja kerjanya. Aurum sudah ikhlas jika semisal hasilnya tidak seperti yang ia harapkan. Mungkin Alloh masih ingin menguji makhluknya untuk lebih gigih dalam berusaha. Satu yang selalu ia ingat bahwa Alloh memberi cobaan kepada setiap makhluk itu karena Alloh tau kita bisa melewati cobaan itu.

Ia terduduk di closet ruangannya, Aurum mengamati testpack yang berada di tangannya, secara perlahan garis yang semula satu perlahan-lahan mulai muncul lagi satu garis di sampingnya. Aurum terkejut tak percaya, antara senang dan juga sedih.

Aurum keluar dari kamar mandi lalu mengambil lagi testpack yang berada di lacinya tapi kali ini testpack nya yang berbeda merk dari tadi. Lagi-lagi ia melihat hasilnya dan garis dua.

Aurum menangis bahagia, ia akan menjadi ibu yang sesungguhnya. Sungguh tak ada kata-kata yang ingin ia keluarkan karena ia sangat bahagia.

Setelah selesai dengan tangis bahagianya ia memasukkan testpack tadi ke dalam tas nya. Sebelum ia pergi ke ruangan kakaknya ia sudah terlebih dahulu menenangkan diri dan tak lupa membasuh mukanya.

Ia beranjak dari ruang kerjanya menuju ruang rawat Rafael. Setelah sampai Aurum mengajak Arsen dan Kafka untuk langsung pamit untuk pulang terlebih dahulu karena badannya benar-benar terasa sakit semua. Sehingga di ruangan itu hanya ada Rafael, Zahra dan Mila. Aslan sudah pamit terlebih dahulu untuk kembali ke barak karena harus apel malam.

***

Sesampainya di rumah, Aurum menggendong Kafka yang tertidur di pangkuannya. Setelah menidurkan Kafka di kamarnya Aurum langsung masuk ke dalam kamarnya dan melihat Arsen yang baru keluar dari kamar mandi. Sedikit cerita semenjak beberapa hari yang lalu Kafka diminta untuk tidur sendiri dan dengan senang hati bocah kecil itu mengiyakannya sambil bersorak kegirangan.

From Hate To Love [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang