24

383 22 4
                                    

Seminggu sudah Arsen dirawat di rumah sakit dan satu minggu pula Aurum tak pernah Absen untuk mengunjungi Arsen. Bahkan hanya sekedar melihat keadaannya lalu pemit pergi ke kampus.

Memang sudah sekitar 4 hari ia mulai berangkat ke kampus, tanpa antar jemput Arsen pastinya.

Kegiatannya hanya sekitar berangkat ke kampus, selesai, pulang, lalu pergi ke rumah sakit, dan jika ada tugas ia hanya sebentar di ruangan Arsen lalu pulang, hanya sekedar melihat keadaanya itu saja.

Hari ini ia mendapat kelas kosong jam terakhir jadinya ia segera bergegas pulang lalu pergi ke rumah sakit.

"Assalamu'alaikum" Salam Aurum memasukki ruangan Arsen.

"Waalaikumsalam" Jawab Resti dan Arsen yang berada di ruangan tersebut. Memang semenjak Arsen berada di rumah sakit Resti lah yang selalu berada di samping Arsen tanpa lelah. Mungkin itu salah satu caranya menebus rasa kasih sayang yang selama ini kurang ia berikan. Tapi entahlah.

"Loh kok udah kemas-kemas tante? " Tanya Aurum yang melihat semua barang Arsen yang sudah diberesi. Dan Arsen yang sudah terduduk di samping ranjang pasien dengan tangan yang bebas oleh infus. Namun ada plaster di bekas tempat infus.

"Iyaa, maaf tante nggak kasih tau kamu takutnya malah jadi ngrepotin"

"Mana ada ngrepotin tante" Kata Aurum sambil tersenyum. Lalu membantu Resti memasukkan barang-barang Arsen ke dalam paper bag yang lumayan besar.

Arsen? Ia hanya menyaksikan dua orang yang saling mengobrol tanpa menyela ataupun menyanggah sedikitpun. Ia lebih memilih diam daripada menyahutinya. Karena diam itu menurutnya adalah lebih baik daripada mengobrol tanpa ada habisnya. (Prinsipnya es batu mah beda:v)

"Udah yuk pulang, mama udah selesaiin administrasinya " Ucap Resti dan dijawab anggukan oleh Arsen dan Aurum.

Mereka bertiga berjalan menelusuri koridor rumah sakit dengan hening. Tak ada yang memulai pembicaraan sehingga mereka lebih memilih diam. Karena diam itu emas wkwk.

Sesampainya di loby rumah sakit mereka menunggu Bram yang rencananya akan menjemput mereka bertiga. Memang Aurum waktu datang kerumah sakit tidak pernah membawa kendaraan sendiri. Ia lebih sering diantar oleh sang kakak ataupun naik angkutan umum.

Tin tin

Suara klakson menginterupsi ketiganya. Resti yang sudah hafal dengan mobil sang suami pun langsung menyuruh Aurum dan Arsen untuk masuk kedalam mobil.

Seperti tadi keadaan didalam mobil pun sama, hening, tak ada yang ingin membuka pembicaraan terlebih dahulu. Bram yang fokus terhadap jalan, Resti yang fokus terhadap gadget-nya, Arsen dan Aurum yang  lebih memilih menikmati jalanan yang lenggang dari kendaraan. Mereka semua tenggelam dalam pikiran masing-masing.

"Sudah sampai" Suara Bram menginterupsi ketiganya dari kegiatan mereka.

Mereka turun dari mobil dan langsung masuk kedalam rumah orang tua Arsen lebih tepatnya.

Aurum terkejut ketika masuk kedalam rumah Arsen(biar singkat aja 😆, kalo rumah orang tua Arsen kan entar belibet gimana gituu wkwk. Mohon pengertiannya ya readerskuu). Ternyata sudah ada kedua orang taunya.

"Ayah sama mama disini juga?" Tanya Aurum pada kedua orang tuanya.

"Iya lahh, masa calon mantu pulang dari rumah sakit camernya nggak nengok" Jawab Mila~mama Aurum.

"Arsen sini nak duduk" Ucap Andra~ayah Aurum pada Arsen. Arsen yang ditawari pun hanya menuruti saja.

Kini mereka berenam tengah duduk di sofa yang berada di ruang tamu rumah Arsen. Tak lupa dengan camilan dan minuman yang sudah tersedia di meja.

From Hate To Love [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang