9. Love At First Sight

1.5K 292 48
                                    

"No one believes in love at first sight until that special person comes along and steals your heart

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"No one believes in love at first sight until that special person comes along and steals your heart."

— Unknown


***

"Ini Rani nggak bakal cemburu kan kalau tahu lo jalan sama gue?" Citra bertanya sambil menyesap kopi miliknya yang sudah tinggal separuh. 

"Dia udah tahu kok kalau gue nemenin manusia absurd yang lagi nggak ada arah tujuan hidup," balas Farhan tanpa menatap wajah Citra sama sekali karena dirinya sibuk membalas pesan Rani yang memintanya untuk menjemputnya sore nanti saat perempuan itu pulang kerja.

"Kata-kata lo itu terdengar kurang ajar, tapi it's okay lah buat sekarang."

 Farhan tertawa. "Tapi, baliknya lo sendiri nggakpapa kan ke kosan? Gue soalnya mau jemput Rani di kantornya."

Citra mengangguk khidmat. "Gampanglah masalah pulang mah. Ada ojek online ini."

Farhan pun mengangguk dan kembali sibuk dengan ponselnya. Emang kalau bersama pacar tuh rasanya dunia hanya milik berdua ya, bahkan sekalipun bersua lewat virtual saja.

Mereka sekarang sedang berada di sebuah kafe yang sempat mereka datangi bersama selepas dari bandara. Kafe yang sama dengan kafe yang mempertemukan mereka dengan Shandy tempo hari. Entah atas alasan apa, Citra meminta untuk nongkrong di kafe. Memesan menu yang sama, sambil menatap ke luar jendela kafe yang saat ini basah karena hujan baru saja menyambangi kota Depok dengan cara yang paling indah. Beberapa orang terlihat meneduh dan beberapa lainnya terlihat menerobos tanpa takut sakit setelahnya. 

Citra diam-diam tersenyum, seakan bernostalgia dengan rasa yang sama namun kepada orang yang berbeda. 

"Lucu nggak sih waktu dulu gue bilang kalau gue suka lo?" Citra tiba-tiba nyeletuk, membuat Farhan yang sejak tadi sibuk dengan ponselnya langsung menatap sang sahabat dengan kikuk. Hal itu sontak saja membuat Citra terkekeh. "Geli, Han. Nggak usah sok shock begitu," katanya.

Farhan mendengus. "Lagian tiba-tiba banget?"

Citra mengedikan bahu. "Benar ternyata kata orang, di saat hujan adalah waktu yang paling pas mengenang masa lalu. Menurut gue dulu itu lucu, gimana bisa gue yang cantik, rajin menabung dan pastinya yang paling penting rajin keramas bisa jatuh cinta sama lo yang keramas aja bisa dihitung jari?" Citra terkekeh. "Hal yang nggak masuk akal, kan? Dan sialnya gue merasakan hal yang sama lagi saat ini. Dengan waktu yang sangat singkat."

"Citra, ini nggak mungkin sama kayak apa yang gue pikirin, kan?" Farhan sudah tidak fokus lagi kepada ponselnya, sekarang fokusnya benar-benar terpusat kepada Citra yang terlihat bungkam.

Pandangannya kembali Citra jatuhkan ke luar jendela. Tatap rintik hujan yang semakin lama bukannya mereda malah semakin deras membuat orang-orang tersebut kembali terjebak di dalamnya. "Gue nggak pernah percaya sama yang namanya love at first sight, tapi setelah ketemu dia rasanya gue seperti menelan pil pahit. Jatuh cinta pada pandangan pertama katanya cuma nafsu, tapi apa makhluk bernama perempuan yang merasakan semuanya dengan hati juga seperti itu?" Citra menggeleng. "Gue rasa nggak."

From Shandy (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang