🌿 Chapter 0.1 🌿

1.1K 101 7
                                    


Chapter 0 - Prolog

*** Part 1 ***

🌿🌿🌿

Penerjemah:
Funzee Shu

Proofreader:
TheodoraMel

🌿🌿🌿

        "Kenapa? Apa dia lebih baik dariku?"
        "Dia tidak ada apa-apanya bila dibandingkan denganmu."
        "Lantas, kenapa kau masih bersama wanita itu?"
        "Setidaknya, di mata wanita itu aku masih dianggap sebagai seorang pria, pria yang dikagumi dan dibutuhkan."
        Anak laki-laki itu baru saja kembali dari sekolah, satu tangan memegang buku pelajaran bahasa Mandarin dasar kelas lima, sementara tangan yang lainnya setengah terjulur hendak meraih bel listrik yang ada di sebelah pintu. Namun niatnya itu terhenti ketika dirinya mendengar suara orang yang tengah bersitegang datang dari dalam. Anak laki-laki itu perlahan-lahan menurunkan tangannya dan tak jadi menekan bel pintu, lalu menutupi telinganya dengan kedua tangan. Ia melakukan itu agar dirinya tidak mendengar suara pertengkaran yang terdengar keras dari dalam, tetapi suara tajam itu terus-menerus menembus gendang telinganya, membuat ia dapat dengan jelas mendengar apa yang terjadi di ruangan itu.
        Ia tidak mengerti arti dari kata 'perselingkuhan'. Ia hanya tahu bahwa ayahnya semakin jarang menghabiskan waktu di rumah, dan ibunya semakin sering menangis saat bersembunyi darinya. Rumah yang dulu penuh dengan tawa, kini ditinggalkan dengan keterasingan dan ketidakpedulian.
        Tiba-tiba pintu itu terbuka, dan orang yang keluar dari dalam rumah kebetulan melihat anak laki-laki itu berdiri di luar pintu. Anak laki-laki itu melangkah mundur tanpa sadar, sorot ketakutan terpancar di matanya.
        "Bahkan kau juga merendahkanku, kan?"
        Orang itu berkata dengan nada yang seolah sedang mencela dirinya sendiri, tapi lupa bahwa seorang anak berusia sepuluh tahun belum tentu akan memiliki pemikiran untuk memandang rendah atau tidak pada seseorang. Pria itu menatap anak laki-laki yang terdiam terpaku di dekat pintu untuk terakhir kalinya, lalu meninggalkan tempat yang sudah tidak lagi berharga dalam hatinya, tempat yang tak lagi perlu dikenang.
        Melalui pintu yang terbuka, anak laki-laki itu melihat ibunya yang biasanya selalu tampak kuat, kini tengah duduk di sofa di ruang tamu sambil menutupi wajahnya dan menangis. Ia tidak tahu bagaimana cara untuk menghibur ibunya, jadi ia memutuskan untuk menutup kembali pintu itu dengan hati-hati, berbalik dan berjalan kembali ke sekolah, tempat yang paling dikenalnya.

***

        Di koridor sebelah ruang kelas, ada tumpukan meja dan kursi yang menunggu untuk diganti. Pada anak tangga di ujung koridor, anak laki-laki itu diam-diam menangis sambil menundukkan wajahnya di atas lutut.
        "Hei! Ada apa denganmu? Apa kau terluka? Daijobu ka*?"

*) だいじょうぶか (Daijōbu ka) - apa kau baik-baik saja?

        Tiba-tiba, sebuah suara yang tidak dikenal datang dari arah depan. Anak laki-laki berdarah campuran Taiwan-Jepang dengan kemeja hitam tampak berjalan menaiki tangga, lalu dengan rasa penasaran bertanya kepada anak laki-laki yang masih berada di sekolah saat jam sekolah telah usai.
        "......"
        Anak laki-laki itu mengangkat kepalanya dan melirik sekilas orang yang ada di hadapannya itu, lalu kembali membenamkan wajahnya di atas lengan, membiarkan air mata meninggalkan jejak basah di lengan baju biru muda itu.

"        Anak laki-laki itu mengangkat kepalanya dan melirik sekilas orang yang ada di hadapannya itu, lalu kembali membenamkan wajahnya di atas lengan, membiarkan air mata meninggalkan jejak basah di lengan baju biru muda itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[WBL] Forever No.1 [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang