[WBL] Forever No.1 [Terjemahan Indonesia]

🌿 Chapter 4.1 🌿

Chapter 4 - The Hidden Secret

~ Part 1 ~

🌿🌿🌿

Penerjemah:
Funzee Shu

Proofreader:
TheodoraMel

🌿🌿🌿

        Untuk menemukan petunjuk dan mengumpulkan semua setempel yang mewakili keberhasilan dalam melewati setiap level, mereka harus membawa kartu permainan tersebut memasuki klinik, yang merupakan salah satu dari tujuh tempat paling misterius di kampus dan menempati urutan pertama dalam daftar tempat menyeramkan bersamaan dengan toilet.
        Di bawah pencahayaan redup, Zhou Shuyi mulai mencari petunjuk di lemari besi tempat kain kasa dan obat-obatan disimpan. "Bagaimana kalau kita menyerah saja dan langsung ke level berikutnya," ujarnya dengan suara gemetar.
        Gao Shide berdiri di depan rak buku, mencari petunjuk yang mungkin tersembunyi di dalam dan disela-sela buku. "Tidak bisa begitu, kalau kita tidak berhasil melewati level ini, kita tidak bisa mendapatkan setempel untuk menuju ke level berikutnya," balasnya.
        Brak!!
        Tepat ketika Gao Shide selesai bicara, satu-satunya penerangan yang ada di ruangan tersebut tiba-tiba padam, diikuti suara dentuman keras, dan pintu klinik dari stainless-steel itu pun tertutup rapat.
        "Ah!"
        Zhou Shuyi menjerit ketakutan dan langsung berlari ke arah pintu, meraih gagang pintu dengan panik, dan mencoba membukanya dari dalam. Tapi karena tenaga berlebihan yang ia kerahkan, akhirnya justru dirinyalah yang terjatuh ke belakang, tepat ke dalam pelukan Gao Shide.
        Gao Shide yang kebetulan datang untuk memeriksa kegaduhan tersebut, mengamati gagang pintu besi yang sudah terlepas, juga pria yang terjatuh dalam pelukannya, tatapan yang sulit diartikan terpancar di matanya. "Bagus sekali, Zhou Shuyi," ujarnya seraya tersenyum sinis.
        "......"
        Si pelaku melihat gagang pintu yang telah ditarik lepas olehnya itu, dan tertegun.

***

Beberapa menit kemudian.....

        "Hei! Apakah ada orang? Apa ada orang di luar?"
        Zhou Shuyi berdiri di depan pintu stainless steel, memukul-mukul pintu tersebut seraya berteriak ke arah luar, berharap bisa menarik perhatian peserta lain sehingga seseorang akan datang untuk menyelamatkan mereka yang kini terkunci di klinik.
        Di dalam ruangan, Gao Shide duduk sambil menyilangkan kaki, memeluk lengannya* sembari menyaksikan upaya sia-sia seseorang. Meja tersebut diterangi cahaya lilin cadangan yang ditemukan di lemari. Cahaya lilin berwarna jingga tersebut membuat tempat yang sebelumnya dipenuhi suasana aneh, kini terasa tak lagi terlalu menakutkan.