1

77.4K 4.8K 449
                                    

"papaaa mau sandwich yang didalem kotak"

"hari ini menunya sereal ya Jean"

"Jean mau sandwich!"

Jaemin mengusap kepala putranya, hari ini dia kesiangan jadi tidak bisa membuat sandwich seperti biasa

"maaf ya Jean, besok deh papa bikinin sekarang makan dulu serealnya papa ada rapat pagi"

anak berusia empat tahun itu memajukan bibirnya, dengan terpaksa memakan sereal yang disajikan oleh sang papa

"papa kenapasih Jean gapunya bunda"

Jaemin yang mendengar keluhan putranya itu hanya bisa tersenyum, itu adalah pertanyaan yang selalu Jean tanyakan setiap hari, melihat manik mata Jean yang terlihat selalu sedih setiap kali menanyakan tentang sosok ibu membuat hati Jaemin sedikit merasa terluka, lantas Jaemin menggendong Jean yang terlihat agak lesu.

"bukan gapunya tapi belum punya"

"terus kapan Jean punya bunda?"

"besok kalo ga sibuk papa cariin"

Jaemin mencium pipi gembil anaknya, sedangkan Jean hanya menganguk pasrah saat mendengar jawaban sang ayah, jawaban yang selalu sama ia dengar.

"ayo berangkat!"

Aktifitas keduanya selalu sama sang anak berangkat ke sekolah dan sang ayah berangkat ke kantor untuk bekerja, karena tidak ada yang menjaga Jean dirumah Jaemin memutuskan untuk memasukkan Jean ke play group, selain ada yang menjaga Jean anak itu juga bisa mendapat teman dan tidak merasa kesepian. Sepulang sekolah Jean akan dijemput oleh Jaemin sendiri jika lelaki itu tidak sibuk, jika sedang berpacaran dengan berkas maka Jean akan dijemput oleh supir kantor.

sering kali supir menjadi bahan amukan Jean karena anak itu yang selalu menolak kala dijemput oleh mereka. Jean cuma mau papa.

"inget jangan nakal, papa gamau lagi dapet laporan Jean yang berantem sama temen"

"ih tapikan mereka yang nakal, Jean dibilang gak punya bunda!"

"iya papa paham, tapi mukul teman kamu juga bukan solusi"

anak itu diam, kemarin Jaemin mendapat laporan dari wali kelas sang anak, jika Jean berkelahi dengan salah satu temannya dan diketaui Jean yang pertama memukul. Dengan rendah hati orang tua teman Jean memaklumi karena mereka masih anak-anak, juga meminta maaf karena anak mereka yang mengejek Jean.

Setelah mengantarkan Jean, lelaki itu segera berangkat menuju kantor. Ngomong-ngomong mereka hanya hidup berdua sedangkan orang tua Jaemin berada dikediaman yang berbeda.

Jaemin sendiri adalah seorang ceo muda yang mewarisi bisnis orang tuanya, diumurnya yang baru menginjak kepala dua membuat siapapun akan terkejut jika mengetahui status Jaemin adalah seorang duda dengan satu putra.

Setelah menyerahkan kunci pada seorang valet parking, Jaemin berjalan memasuki kantornya yang terlihat megah, bahkan saat memasuki lobby para pegawai menatapnya kagum, jangan tanyakan kenapa karena ketampanannya yang amat sangat paripurna, mereka bilang Jaemin itu blasteran surga-dunia.

Dilain sisi terlihat dua orang gadis sedang duduk santai dicafetaria, karena kantor mulai masuk kerja jam delapan dan ini masih pukul 7.20 masih ada setengah jam untuk sekedar menyantap sarapan.

"rey rey liat dong ada pak ceo, gila ganteng banget anjirrr"

Reana atau yang kerap dipanggil Rey itu berdecak malas, lantas mengerlingkan matanya. Jarak antara lobby dan cafetaria memang tidak terlalu jauh, tapi kenapa mata temannya ini jeli sekali jika melihat orang tampan.

papa || Na Jaemin [terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang