Reana pov's
Terhitung udah 3 hari Jaemin berada di Bali, dia sibuk banget di sana, ngabarin juga sekenanya aja. Gue nggak terlalu ambil pusing, karena justru kalau gue nagih-nagih kabar yang ada dia nggak akan fokus sama kerjaannya.
"dek, sini minum susu"
Gue menepuk sisi kosong di sebelah kanan, Jean lagi mewarnai buku bergambar. Kalau sama gue gini tidurnya malem terus, padahal Jaemin bilang Jean itu jam 9 udah di alam mimpi, tapi ini udah jam 11, dia masih minta mewarnai.
Dua hari ini gue memutuskan buat nginep di rumah Jaemin, di temenin sama nini tentunya, karena gue nggak berani kalau harus berdua aja sama Jean.
Waktu sehari di rumah gue Jean nangis minta pulang dan tidur di rumah, nggak mau balik lagi ke rumah gue, katanya mau nungguin papa pulang.
"mau bobo sama papa"
"iya besok ya, sekarang berdua dulu sama bunda"
"sakitt"
Jean menggeser crayon dan bukunya, lalu beranjak untuk mendekat dan menumpukan kepalanya di atas paha gue.
"mana yang sakit?"
"sini"
Gue mengusap dahinya yang terasa sedikit panas, duh masa kena demam.
"pusing ya? minum susunya, terus tidur yuk"
Yang buat gue merasa gak kerepotan sama Jean itu, karena anaknya nurut, yah walau gak bisa dipungkiri yang namanya anak kecil pasti punya sisi yang disebut nakal.
"papaaa, bunda pukpuk sini"
Jean menepuk pantatnya sendiri, lantas gue tarik badannya agar kepalanya tidur berbantal di lengan gue.
"iya, bunda pukpuk"
"papa kapan pulang?"
"besok dek, sabar ya kerjaannya papa belum selesai"
"mau ikut papa"
Suara Jean terdengar parau, kayaknya dia beneran demam deh. Gue tarik selimut untuk menutupi tubuhnya tapi malah disingkap, pendingin ruangan juga udah gue matiin.
"iya, dihabisin susunya terus tidur, besok sekolah"
"ndak mau"
"besok lepas dot ya, mau? minum susunya di ganti pakai gelas"
Sebenernya gak terlalu jadi masalah sih, Jean pake dot kalau anaknya pengen tidur aja, tapi gue takutnya jadi kebiasaan, ya emang udah sih. Dulu Haikal juga gini sampai kelas 1 sd malah, kalo mau tidur harus ngedot walaupun isinya gak susu, kalau nggak gitu anaknya gak bisa tidur. Tapi sama mama dipaksa lepas, takut kebawa sampai gede.
Jean menggeleng lemah dan langsung memegang dotnya, riyip-riyip matanya ikut terpejam tapi sesekali mengaduh sakit dibagian kepala. Waktu mau gue tinggal sebentar buat ambil kompres an dia malah kebangun. Gue takut kalau nantinya demam tinggi.
Kalau tidur gini Jean kelihatan cantik, iya cantik bukan ganteng. Bulu matanya panjang terus melengkung sedikit ke atas, beneran secantik itu.
Karena anaknya udah lumayan nyenyak, pelan-pelan gue menarik lengan yang dijadiin bantal sama Jean. Kembali gue pasang selimut untuk menutupi tubuhnya, sebenernya Jean emang gak suka pakai selimut kalau tidur.
Perut gue rasanya laper banget karena belum makan, jadi pengen bikin mie instan, tapi sebelum ke bawah gue harus rapiin bekas mainan Jean tadi. Beda dari anak-anak lain yang punya banyak mainan, Jean cuma punya beberapa, kebanyakan dia diberi buku bergambar atau buku latihan berhitung dan membaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
papa || Na Jaemin [terbit]
Fanfiction"tante jadi bunda Jean yuk!" "eh?" ○ Sebagian bab dihapus ○ End - Book ver/ E-book avail on trakteer only started : september 26th 2021 finished : june 2022 written in bahasa ©hireaa, 2021 | papa