6 - Dia Itu Bidadari

33 4 0
                                    

Haii, happy reading y'all!

.
.
.


Alend berjalan menyusuri lorong-lorong kelas. Melewati beberapa murid yang juga berlalu-lalang. Seperti biasa, banyak mata yang menatapnya tak suka. Alend oh saja. Ketika sampai di persimpangan koridor. Kakinya disandung dengan sengaja.

Brukk!!

Selena membuat Alend beserta buku-bukunya jatuh. Wajah Alend yang tertunduk berubah dingin. Tangannya terkepal. Batinnya bergumam sambil mengumpat.

"Udah mata empat masih aja katarak," ketus Selena.

Alend memilih memunguti barang-barangnya. Daripada meladeni bacotan-bacotan yang Selena lontarkan.

"Cuihk!" Selena menginjak salah satu buku yang hendak diambil Alend.

"Najis!"

"Apa barusan yang lo bilang?"

Alend berusaha berdiri. Setelah selesai mengambili buku-bukunya. Mensejajarkan diri dengan Selena.

Selena meninggikan tubuhnya. Memberi tatapan kebencian kearah wajah Alend.

"Gue mau liat kaya gimana sih rupa si calon crush Recha. Haha waw... cantik banget ternyata, sampe berani kegatelan sama cowok orang." Selena menoyor kasar dahi Alend dengan telunjuknya. Kuku Selena yang tajam itu membuat dahi Alend tergores karenanya. Tak apa, Alend gadis yang tegar. 

Selena tersenyum sinis. Jadi, Alrescha memutuskan dirinya hanya untuk seorang gadis jelek dan kampungan seperti Alend? Cih, Selena tidak terima.

"Lo itu gak level sama orang kaya kita apalagi dengan Recha. Lo itu cocoknya jadi asisten di rumah gue hahah!"

"Alrescha itu berasal dari keluarga terpandang u know?! bisa-bisanya lo punya nyali buat deketin dia, emang lo pikir lo itu siapa disini?"

Siapa Alend? Ck, Alend tertawa dalam hati mendengarnya.

"Oh iya gue salah! Seharusnya emang bener, cewek murahan kaya lo emang ngenargetin cowok kaya buat plorotin harta dan uangnya kan?!! Aduh sialan  lo!"

"Denger ya masih untung lo bisa sekolah disini dengan bantuan beasiswa murahan itu. Mending lo jadi anak baik-baik deh disini gak usah sok cari perhatian. Daripada lo harus di keluarkan dari sekolah ini karena kelakuan busuk lo!"

"Gue gak ngemis harta Selena!" tukas Alend, tak terima. Ia sudah cukup sabar mendengar celotehan Selena. Tapi, ia tak terima karena sampai menyinggung harga dirinya.

Selena melotot tajam pada Alend yang mencoba-coba melawan perkataannya. Saat itu juga Selena melayangkan tamparan ke arah Alend.

Plak!

Tak bisa dihindari. Alend terkena tamparan keras itu hingga, kacamata miliknya terlempar entah kemana. Selena memandangi telapak tangannya yang merah. Ia tak percaya melihat reaksi Alend yang biasa saja. Saking putihnya Alend, pipinya tercetak warna merah berbentuk jari.

"Lo gak suka gue bilang gitu hah? Tampang doang yang polos tapi kelakuan—"

"SELENA!" teriak Alrescha dari belakang.

"Lo berani sentuh dia lagi. Nama baik keluarga lo penggantinya!" tegas Alrescha.

Selena menoleh dengan takut. Keberaniannya tadi berubah menjadi tak bisa berbuat apa-apa. Selena dengan nyalinya mencoba menyentuh lengan Alrescha.

REVOTASITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang