DLM 5

55.6K 3.6K 27
                                    

Jangan lupa follow, vote, and comment :)

Happy Reading ♥️

o0o

Gea memasuki kantin Fakultas Hukum, gadis itu baru saja menyelesaikan ujian akhir semester mata kuliah Politik Luar Negeri. Kini ia telah menyelesaikan semester 7 dan semester depan harus bergelut dengan skripsi.

Matanya memindai bangku yang masih kosong, dan tanpa sengaja pandangannya tertuju pada gadis kecil yang beberapa bulan ini tidak pernah ditemuinya. Gea heran mengapa gadis kecil itu duduk sendirian sembari memakan lollipop. Kaki kecilnya beranyun-ayun, dan matanya asik mengamati keadaan sekitar.

“Haii Agni!” sapa Gea riang.

“Kak Gea!” Gadis kecil itu meloncat turun dan memeluk kaki Gea.

Gea berjongkok untuk menyamakan tingginya dengan gadis kecil itu. Lalu diciumnya pipi gembul putri dosennya itu. Karena Agni enggan untuk duduk di tempatnya tadi, Gea membawanya ke pangkuannya.

“Agni kok di sini sendiri, daddy mana?”

“Daddy kerja, tadi Agni di ruangan daddy. Tapi di sana sepi, Agni bosan jadinya.”

“Agni engga izin Daddy kalo pergi ke kantin?”

“Engga kakak.” Gadis itu menggeleng lucu.

Gea menepuk dahinya, mungkin memang kebiasaan anak ini kabur dari daddynya. Beruntung Gea bertemu dengannya, karena fakultas hukum begitu luas. Bagaimana jadinya jika gadis itu tersesat, pasti akan menangis.

“Nanti kalo dicariin daddy gimana?”

“Tapi Agni bosan, Agni pengen jajan tapi engga punya uang.” Gadis itu menunduk sedih.

“Agni mau jajan apa memang?”

“Kinder Joy!” pekik Agni girang, mana ada Kinder Joy di kantin universitas ini.

“Engga ada kinder Joy sayang, susu gimana? Sama roti coklat?”

“Hmmm okay kakak.” Gea menggandeng tangan gadis kecil itu untuk membeli susu dan roti.

Setelah membeli keduanya berjalan bergandengan menuju ruangan Lingga. Gea yakin dosennya itu pasti kebingungan mencari putrinya. Siang ini Agni tampak lucu dengan dress putih, rambut panjangnya dibiarkan tergerai. Anak itu begitu cantik, tentu saja karena orang tuanya memiliki bibit unggul.

“Daddy!” Pekik Agni saat melihat Lingga yang sedang panik dan bertanya-tanya di mana putrinya.

“Agni!” Pria itu segera berjalan cepat mendekati mereka. “Agni kemana saja, daddy cariin kemana-mana. Kan daddy bilang jangan kemana-mana!”

Melihat Lingga marah membuat Agni bersembunyi di belakang tubuh Gea, gadis kecil itu takut melihat daddynya. Karena Lingga jarang sekali marah pada gadis kecil itu. Mata Agni sudah memerah dan siap untuk meneteskan air matanya.

“Hmmm tadi saya ketemu Agni di kantin pak. Dia bilang bosen di ruangan sendiri karena sepi.” Gea mencoba menengahi agar Lingga tidak emosi.

Sebenarnya Lingga tidaklah marah, pria itu hanya khawatir dengan putrinya. Ia takut karena tidak menemukan Agni di ruangannya setelah selesai mengajar. Padahal pria itu tadi sudah berpesan pada Agni untuk tidak meninggalkan ruangan itu.

Agni come here,” gadis kecil itu menggeleng dan masih bersembunyi di belakang tubuh Gea. “Daddy engga marah, daddy cuma khawatir kalo sampai Agni kenapa-napa.”

Duda Lebih Menggoda (END)Where stories live. Discover now