DLM 21

39.1K 2.6K 60
                                    

Jangan lupa follow, vote, and comment :)

Happy Reading ♥️


o0o


Minggu depan Gea membuat janji bimbingan dengan dosen pesudahingnya, bu Dini. Proposalnya telah selesai, tinggal menyerahkannya pada bu Dini untuk diperiksa.

Untuk merayakan selesainya proposal Gea, Lia mengajak gadis itu jalan-jalan. Sudah dua hari dirinya tinggal di rumah sahabatnya itu. Beruntung kedua orang tua Lia sangatlah baik, dan menerima Gea dengan tangan terbuka.

“Mau kemana nih?”

“Jalan-jalan.” jawab Lia sembari memanasi motornya.

Pagi buta Lia membangunkannya, hawa dingin menusuk tubuhnya. Gadis itu harus merasakan dinginnya air pegunungan ketika mengambil air wudhu. Meskipun menggunakan sweater tebal, dan kaos kaki dirinya masih menggigil. Dan dengan sadisnya, Lia menyeret Gea untuk mandi dan segera berdandan. Gadis itu akan mengajaknya berburu sunrise di kebun teh Kemuning.

“Pagi-pagi kok udah rame di sini?” tanya Gea berteriak, tentu saja Lia yang berada di depan karena Gea pasti tidak berani mengendarai motor dengan medan jalan yang mengerikan.

“Pada mau petik teh sama ke pasar!”

“Ohh, gila dingin banget. Beku nih jari-jari gue.” Gea memasukkan tangannya ke saku jacket sahabatnya.

“Ehhh ngapain lo! Jangan grepe-grepe!” Seru Lia yang menggeliat geli karena tangan itu mengenai perutnya. Gadis itu sensitif jika perutnya dipegang.

“Kayak ada yang bisa digrepe aja! Kedinginan nih gue.” sewot Gea.

Setelah menikmati sunrise yang begitu menakjubkan mereka memilih untuk mencari warung untuk sarapan. Perkebunan teh Kemuning memang begitu indah, dipagi hari mereka dapat mendengar suara kicauan burung, menyaksikan semburat jingga yang mualai menghiasi cakrawala, dan gunung Lawu yang tampak menjulang tinggi. Beberapa orang tampak memetik dauh teh dengan tenggok di gendongannya.

Mereka berhenti di salah satu warung yang berada di pinggir jalan, di sana banyak gerombolan pria yang sepertinya berniat mendaki gunung Lawu terlihat dari tas carrier besar yang mereka bawa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Mereka berhenti di salah satu warung yang berada di pinggir jalan, di sana banyak gerombolan pria yang sepertinya berniat mendaki gunung Lawu terlihat dari tas carrier besar yang mereka bawa. Mungkin mereka memilih mendaki melaui jalur Candi Cetho yang terletak tidak jauh dari kebun teh Kemuning.

Gadis-gadis itu memesan bubur ayam dan teh panas untuk menghangatkan tubuh mereka. Mereka memakan bubur tanpa mengaduknya. Meskipun tinggal di daerah pegunungan Lia tidak terbiasa dengan hawa dingin.

Duda Lebih Menggoda (END)Where stories live. Discover now