part 3.

71 84 116
                                    

Hi there!!! Jumpa lageee...

Kalau ada typo atau masalah lainnya coment yups:)

¤Happy reading:>♡.

¤Happy reading:>♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

÷÷÷÷÷

Hawa dingin masuk dari celah-celah jendela kamar. Dingin? Yah, udara itu sangat Dingin.

Perlahan Ku buka mata ku untuk  menyapa dunia pagi ini.

AUTHOR POV;

"Pagi dunia" sapa seorang gadis manis yang baru saja bangun dari tidurnya.

Gadis manis itu adalah, wulan.

sebelum beranjak dari ranjangnya, ia memerhatikan kakinya yang masih terbalut kain perban.

Tanpa sadar, ia tersenyum-senyum sendiri saat mengingat wajah tabib yang ia temui kemarin malam. sungguh, dia tidak tampak seperti tabib, bahkan lebih mirip seorang...pangeran impiannya?.

Wulan yang tersadar dari lamunannya. Ia menggeleng pelan, menepis hal-hal aneh itu dari pikirannya. ia mulai beranjak dan dengan perlahan, ia menurunkan kakinya untuk menyentuh lantai.

"Satu... dua... tiga!" Wulan berdiri, ia ingin tercekik kaget saat kakinya tidak sesakit semalam. Wulan mulai berjalan pelan kearah jendela di dekatnya.

Saat ia membuka daun jendelanya, Angin pagi bertiup menyapa tepat di wajah wulan. Angin pagi ini cukup bisa membuat tubuhnya sedikit mengigil.

"wulan, tutup jendelanya! Anginnya sangat dinginn" Gerutu seorang gadis yang masih bergelut manja dengan selimut tebalnya.

"Sudah pagi Athalia, ayo bangun!" sahut wulan terkekeh melihat reaksi Athalia.

Wulan menggeleng pelan karena tidak mendapat respons Dari Athalia. Tangannya bergerak menarik gorden agar Angin tidak terlalu banyak masuk ke dalam kamar mereka.

Wulan beranjak ke arah kamar mandi, ingin membasuh wajah batalnya. setelah selesai, ia kembali ke kamar dan melihat Medelline telah terduduk diatas Ranjangnya.

Medelline menatap wulan lalu mengulas sebuah senyum hangat kepada kakak angkatnya itu. "Hoamm.. pagi kak wulan!" sapa medelline.

"Pagi edel!" balas wulan hangat. Wulan mengalihkan Atensinya kearah Athalia yang masih setia membenamkan tubuhnya pada selimut tebalnya.

"Ihhh!! kak Athalia belum bangun juga... bangun kak! bangun! kita kan punya pekerjaan hari ini~~ kalau telat, bisa-bisa kita kena marahi bu Lasmaria" Teriak Medelline melihat kakaknya yang satu itu, bukannya bangun malah dia semakin menutup tubuhnya dengan selimut tebal dan berusaha tertidur lagi.

"Ha?! pekerjaan? Sejak kapan kalian berkerja?! Mengapa tidak memberi tahuku?" Tanya wulan kaget, mendengar Medelline mengatakan jika mereka telah bekerja.

DEWI WULAN [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang