10. || Gerah

241 31 2
                                    

  "Astafiruloh yaalloh," kaget Fabian. Tiba tiba saja bidadari surga itu ingin mensergap dirinya yang baru saja wudhu.

  "Hehe.., sori sori. Lo mau sholat?" tanya Senja cengegesan, lagi lagi ia lupa dengan aturan muslim.

  "Menurut lo? Gue udah pake sarung sama peci kayak gini mau ngepain, baru sunat?"

  Senja menggaruk pipinya, membasahi bibirnya sebentar, "Bi, kok gue ngga liat Lingling ya, gue telpon juga ngga diangkat. Lo tau dia kemana?" tanya Senja.

  Dari kemarin Senja sudah menghubungi Lingling namun tidak diangkat, sebagai sahabat tentu saja Senja ingin dengar kabar dari sepupu Fabian itu.

  "Ya mana gue tau. Palingan juga hp nya disita sama mamanya, ketauan nonton drakor adegan kissue," jawab Fabian, emang biasa seperti itu. Mama Maydeline akan mengsita semua gadget Maydeline jika ketahuan menonton adegan ciuman.

  "Oalah. Kurang pro tu anak nontonnya," prihatin Senja.

  "Lo emang udah sepro apa Ja?" tanya Fabian, wanita lebih berbahaya ternyata.

  "Lo tau misekakunoi?"

  "Ngga."

  "Ahahah.., belum pro lo Bi," 

  "Ja?" Fabian menatap Senja dengan wajah cengonya, apa saja yang Senja dan Lingling ketahui? Astafirullah.

  "Hah? Kanapa? Alah udahlah lo ngga tau kan? Udah gih sana sholat." kata Senja.

  "Gua laporin Mama Lingling lo,"

  "Aduin sana,"

  Fabian berlalu dari sana, apa tadi? Ia mau mengadu pada mama Maydeline? Mana berani dia, jelas jelas tantenya itu garang.

  Ngomong ngomong Maydeline dan Fabian, mereka sepupu. Bunda Fabian dan mama Maydeline kakak adik kandung, tapi Bunda Fabian memilih mualaf dan menikahi seorang lelaki muslim yang taat agama.

  "Oii, Gis! Sini." Senja melambaikan tangannya kepada Gisuwa, dibelakang cewek itu ada cewek berhijab Beby Arsyana, biasa dipanggil Beby. Pacar Gege. Jika kalian fikir Beby orangnya kalem atau lemah lembut, kalian salah, cewek itu tidak jauh dari sifat pecicilan, galak juga berbicara pedas.

  "Ngga gereja pasti lo?" tuding Senja.

  "Astafirullah, suudzon lo Ja. Si Gisuwa tu gereja tadi. Terus singgah kerumah gue, sekalian gue nebeng kemari." timpal Beby duluan, rumahnya didepan gereja tempat Gisuwa beribadah.

  "Mmm," Senja mengambil es boba yang ditangan Gisuwa, menyeruputnya dan berjalan kembali kemejanya semula, diikuti Gisuwa dan Beby dari belakang.

  "Udah puas nemuin babang Bian lo?" kata Gege ketika Senja duduk dihadapannya.

  "Paan, orang gue ngobrol sama cewe lo." kilah Senja.

  Gege menoleh kebelakang Senja, benar saja ada pacarnya disana. Cowok itu melempar senyum manis pada pacarnya, tangannya mengaruk garuk tangan dan pipinya bergantian.

  "Kemana aja lo tadi malem?!" Sarkas Beby, dari tadi malam Gege tidak membalas pesan darinya, padahal ia online, bahkan ia telpon tidak diangkat.

  "Ehehe.., anu itu Yang, emm.., jangan marah gitulah, nanti cantiknya ilang." jawab Gege mencari cari alasan.

  "Oh sekarang lo ngatain gue jelek, gitu?" nyolot Beby, pacaran dengan Gege tidak pernah merasa diseriusin sama sekali. Meski begitu hubungan mereka sudah melewati tahun pertama.

  "Bukan gitu sayyaangg, Mama aku minta, emm.., minta. Ah mama aku minta videocall sama Papa, soalnya kuota Mama aku habis. Makanya hp aku dipinjem," kilah Gege, padahal tadi malam ia mabar game online dengan Jefran, sampai mamanya marah marah.

Senja di Langit NabiruWhere stories live. Discover now