7. Mantan Bikin Emosi

741 112 9
                                    

22 Mei 2021

Diharapkan untuk memberikan vote terlebih dahulu sebelum membaca!! Hargai penulis!!
.

.

.

Kinan semakin menundukkan kepalanya takut. Menutup matanya rapat-rapat dengan tangan yang bertengger di pelipisnya. Kinan terus membatin doa agar laki-laki yang pernah singgah di hidupnya itu enyah dari sana. Namun sepertinya takdir tidak memihaknya kali ini. Berharap Laki-laki itu duduk jauh dari tempatnya. Malah berjalan mendekati tempat duduknya.

Semakin was-was dan tegang ketika mendengar sayup-sayup suara yang dikenalnya mulai mendekat.

"Duh kenapa dia datang kesini sih!" gerundel Kinan mulai keringat dingin di sekujur tubuhnya. Dia sama sekali belum siap jika dihadapkan oleh penyebab kenangan buruknya.

"Salsa emang nggak bisa diajak kompromi. Sudah tau sahabatnya ini terlibat masalah dengan dia. Tetapi, tetap saja mengundangnya," lanjut Kinan mendumel sebal dengan kedatangannya. Bahkan Kinan menyalahkan Salsa karena mengundangnya di acara ini. Andai saja Kinan tahu dia datang kemari, pasti Kinan tidak akan datang ke acara ini.

Segerombolan laki-laki itu berpisah masing-masing hingga menyisakan dua orang saja. Mereka terlihat sangat akrab dan tak ada rasa canggung sama sekali. Saling melempar canda satu sama lain hingga tawa terdengar di telinga Kinan yang sudah duduk tegang.

"Cakep banget Lo pakai seragam hitam ini," ucap Aldo-laki-laki yang dimaksud oleh Kinan.

Laki-laki didepannya melempar senyum tipis di kedua sudut bibirnya. "Biasa aja, masih kalah sama Lo yang sudah jadi arsitek terkenal." Dipukulnya pelan bahu Aldo.

"Merendah untuk meroket Lo?" sindir Aldo dengan nada meledek.

"Hahahaha...," tawa merekapun nyaring terdengar di kedua telinga Kinan yang sudah menahan napasnya karena takut.

"Duh anjir, kenapa dia malah kesini!" Kinan memiringkan tubuhnya untuk menyembunyikan wajahnya dari Aldo. Kakinya ingin melangkah pergi, tetapi entah mengapa dia tidak berani melangkah. Dan harapan Kinan sekarang hanyalah semoga Aldo tidak melihatnya.

"Gue kesana dulu Al, sudah mau mulai upacaranya," kata laki-laki itu berpamitan pergi untuk menyiapkan upacara tadi.

Aldo mengangguk sembari memberikan jempol.."Siap bapak Iptu, nanti lanjut lagi." Aldo pun membiarkan temannya pergi.

Disana Aldo masih berdiri tanpa ingin melangkah pergi. Matanya melihat sekelilingnya, mencoba mencari sesuatu. Dan itu terlihat di lirikan mata Kinan yang sedang mengamati pergerakan Aldo.

"Anjir, ini mas Aldo kenapa enggak pergi-pergi sih!" Entah keberapa kalinya Kinan mendumel karena Aldo. Baginya Aldo ini sangat meresahkan hatinya lagi.

Selang beberapa waktu kemudian, Aldo berbalik pergi dari area meja Kinan. Dari penglihatan sudut matanya, jelas sekali jika Aldo berjalan pergi. Sontak hal itu membuat Kinan bernapas lega dan bersyukur doanya terkabul.

Membenarkan duduknya kembali, Kinan merapikan jilbabnya yang sedikit merusut kedepan. Dia menepuk-nepuk kedua pipinya yang basah karena keringat. Ternyata lebih deg-degan bertemu dengan mantan daripada bertemu dengan gebetan baru.

Baru saja menghela napas lega, tiba-tiba aja Aldo sudah berdiri di sampingnya. Dengan pandangan kurang yakin, Aldo pun memanggil untuk memastikan.

"Eh Kinan?" panggil Aldo ragu-ragu.

DUARR!!

Seperti tersengat listrik, aliran darah Kinan mendadak berhenti. Tubuhnya menegang tidak bisa bergerak. Jantungnya mulai tak bisa dikendalikan oleh raganya.

Married With PoliceWhere stories live. Discover now