25. Ternyata Adiknya

234 25 2
                                    

19 Februari 2023

.

.

.

Kinan mendongakkan kepalanya menatap ke arah atas. Dia menahan air matanya untuk tidak jatuh di depan kedua temannya. Tetapi, meskipun Kinan berlagak seperti itu, Bella dan Lisa sudah tahu apa yang terjadi pada temannya.

Lisa sudah memasang wajah khawatir sambil menatap Bella. Mereka terlihat saling menyuruh untuk membuka suara. Suasana sangat hening, tanpa ada suara apapun selain kipas yang menyala.

"Kin, kamu enggak apa-apa, kan?" tanya Lisa dengan penuh kehati-hatian.

Lisa dan Bella semakin cemas saat tak ada sahutan dari Kinan. "Gimana ini? Kinan menjadi diam karena melihat kemesraan pak David dengan wanita lain. Ini sangat mengejutkan," gerutu Lisa berbisik di telinga Bella.

"Aku juga tidak tahu, Lis. Kinan tampaknya sakit hati banget sama pak David. Lagian sih, pak David mesra-mesranya di kantor. Kesel banget aku lihatnya!" balas Bella yang menggerutu juga.

"Tahu tuh. Awas aja kalau minta bantuan lagi. Ogah banget gue," ujar Lisa berjanji tak akan membantu David lagi.

"Sama."

"Hah! Kalian enggak pesan makanan?" tanya Kinan setelah menghela napasnya dengan cepat.

Kinan menyunggingkan senyumnya ke arah Lisa dan Bella. Senyum yang diberikan Kinan justru membuat mereka berdua meringis. Bella dan Lisa tahu kalau Kinan hanya ingin menyembunyikan rasa sakitnya.

"Kita tahu kamu sedang sedih, Kin. Tidak usah kamu tutupi dengan senyum manis kamu. Kita semuanya tahu," ujar Bella menyentuh pundak Kinan.

Kinan tetap mempertahankan senyumannya. "Tidak. Aku tidak apa kok. Kenapa harus sedih," balas Kinan menguatkan dirinya.

"Kin, kamu tidak usah berlagak mengelak. Aku tahu kamu sedih karena tadi. Tidak perlu kamu tutupi," ucap Lisa memaksa Kinan untuk mengakui jika sedih karena masalah tadi.

"Tidak, Lisa. Aku tidak sedih. Aku justru senang kalau pak David sudah punya pasangan yang lebih cantik dari aku. Aku juga sadar diri kok. Siapa aku untuk pak David? Toh, aku juga berbeda dari segi mana saja dengan pak David. Jadi, mana mungkin aku bersedih." Kinan berbohong.

Benar. Kinan bohong soal perasaan dan emosinya. Sedih, hancur dan sakit hati semuanya beradu campur dalam hatinya. Kinan sejak tadi menahan emosinya untuk tidak meledak.

Tidak mungkin Kinan legowo dengan semuanya yang dilakukan David kepadanya. Memberikan harapan palsu membuat hatinya berdenyut sakit. Sangat sakit.

Tahu sendiri, bukan pagi tadi. Kinan sudah sangat bahagia ketika David memberikan sebuah foto kepadanya. Apalagi David tidak pernah absen memberikan kabar. Bukankah itu terlihat kalau David begitu memprioritaskan Kinan?

Kinan bahkan sudah berharap lebih dengan hubungan mereka. Nyatanya, pagi tadi hanya sebuah kebetulan saja.

"Kinan, kamu jangan bicara seperti itu. Kita belum tahu sebenarnya, kan? Siapa tahu dia adalah adiknya atau saudaranya," sahut Bella merasa sedih dengan apa yang dikatakan oleh Kinan.

Bayangan Kinan yang bahagia tadi membuat dia sedih. Bella tentu saja tahu bagaimana perasaan seorang wanita yang ternyata hanya dijadikan sebuah mainan?

Oh, apakah Kinan memang mainan dari Pak David?

Tidak. Bella harus berpikir positif pada David.

"Tidak usah memikirkan itu, Bella. Aku tidak apa-apa. Sungguh, jangan pikirkan aku. Aku sungguh biasa saja dengan kejadian tadi," balas Kinan menyakinkan Bella untuk tidak memikirkan nasibnya.

Married With PoliceWhere stories live. Discover now