💰PENGUMUMAN UN💰

46 5 0
                                    

Beberapa hari lalu pengumuman tentang kelulusan sudah diinformasikan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa hari lalu pengumuman tentang kelulusan sudah diinformasikan. Hari ini adalah pengumuman tentang hasil ujian nasional tingkat SMP. Aku pun tiba di sekolah lebih awal. Bahkan jauh sebelum pintu gerbang dibuka, aku sudah sampai di sekolah. Maklum saja, aku diantar oleh ayahku. Ayahku harus berangkat kerja jam tujuh pagi, mau tidak mau harus berangkat lebih awal agar diantar olehnya.

Aku menunggu teman-teman di depan sekolah, sembari menunggu dibukakan gerbang oleh satpam sekolah. Tepat jam setengah tujuh, pintu gerbang baru dibuka. Karena hari ini kelas 7&8 sedang libur, maka dibuka agak siangan.

Setelah dibuka gerbangnya, aku bergegas menuju ruang kelas yang ada di atas pojok. Masih tampak sepi dan sunyi, bahkan lampu-lampu lorong kelas masih menyala. Untung saja ini pagi, coba kalau malam, mungkin sudah berdiri rambut-rambut halusku, karena di sekolah ini terkenal angkernya kalau ada acara.

Setiba di kelas, aku meletakkan tas di bangku yang biasanya kududuki, sembari menunggu teman-temanku datang. Buku yang kusimpan di tas, mulai kuambil dan menulis di lembar kosongnya. Hingga beberapa menit kemudian, kelas ini sudah terisi oleh teman-temanku. Hal ini membuatku harus menutup kembali buku yang aku gunakan untuk menulis tadi.

"Za, kamu itu, lho. Hari ini enggak ada pembelajaran, kok masih aja datang lebih awal. Kenapa enggak agak siangan dikit?" tanya Abhiya saat aku selesai membereskan peralatanku.

Aku tersenyum ke arahnya sebentar, lalu menjawab, "Kalau aku berangkat siangan, nanti boros, soalnya harus keluar uang buat naik bus. Belum lagi di bus kadang suka ramai dan penuh. Bikin malas naik aja."

Abhiya yang paham akan penjelasanku hanya bisa menganggukkan kepala. "Kamu bawa handphone?" tanyanya kepadaku.

"Enggak, kan peraturannya tidak boleh membawa handphone," jawabku santai tanpa melihat ke arahnya.

"Maaf." Abhiya tiba-tiba mengucapkan itu yang membuatku sontak kaget dan bingung.

"Untuk?" tanyaku yang bingung.

"Sebentar lagi pengumuman nilai ujian nasional. Mau tidak mau harus diterima dengan ikhlas, dan kemungkinan kita enggak bisa satu sekolah lagi. Jadi, maaf kalau selama ini aku ada salah sama kamu."

Aku yang mendengar itu hanya bisa terkekeh. Padahal masih tetanggaan, bisa-bisanya bilang seperti itu. "Main ke rumah, kan bisa. Kita masih se-desa. Bisa dong, luangin waktu buat kumpul gitu."

Abhiya pun langsung memelukku dengan erat. Saat tengah asyik berpelukan dengan Abhiya, tiba-tiba Ermina mengganggu momen pelukan kami berdua dengan cara tanganku ditarik, hal itu membuat tanganku lepas dari pelukan Abhiya.

"Kalian pelukan mulu. Denger pengumuman dari Pak Chandi?" tanyanya kepada kami.

Kami dengan kompak menggelengkan kepala. "Ada apa?" tanyaku ke Ermina.

"Nilai ujian nasional sudah keluar dan ditempel di beberapa papan pengumuman. Mau lihat nilai enggak?" tawarnya ke kami dan langsung kami balas dengan anggukan kepala.

Accounting Dilemmas [TERBIT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang