Pangeran Wu Tianzhi dibuat kelimpungan oleh tangisan keras Mayleen. Berbagai usaha dilakukannya untuk menghentikan tangis Mayleen tapi wanita itu tak kunjung menghentikan tangisnya.
Istrinya itu menangis karena tidak ada gulai jengkol yang diinginkannya. Para dayang tidak tahu seperti apa gulai jengkol itu, makanya mereka tidak bisa membuatkan untuk Mayleen. Jangankan dayang, Pangeran Wu Tianzhi saja tidak tahu seperti apa gulai jengkol itu. Pangeran Wu Tianzhi baru pertama kali mendengarnya.
Mayleen masih setia dengan acara tangisnya sementara Pangeran Wu Tianzhi mulai menggendong tubuh wanita itu ke luar kediaman. Berharap suasana di luar membuat tangisan sang istri berhenti.
Mayleen masih saja menangis meski tangannya mengalung di leher Pangeran Wu Tianzhi. Wanita cantik itu menangis sepuasnya di dada bidang suaminya sampai pakaian sang suami basah oleh ulahnya.
Pangeran Wu Tianzhi duduk di atas sebuah kursi lalu kembali menenangkan istrinya.
Dia mengelus lembut rambut Mayleen dan mengecupinya beberapa kali. "Ka--"
"Kenapa kau menangis, Lilin? Ah, jangan-jangan kau menangis karena tidak bertemu denganku belakangan ini. Maaf, Lilin. Aku terlalu sibuk sampai tidak sempat mengunjungimu seperti biasanya."
Perkataan Pangeran Wu Chyou mampu membuat sepasang suami istri itu terdiam dengan wajah kesal yang sangat kentara. Bahkan Mayleen saja sampai berhenti menangis karena kekesalannya itu.
Mayleen menoleh ke arah Pangeran Wu Chyou dan menatap pangeran satu itu tajam. "Kau terlalu percaya diri! Memangnya kau siapa sampai aku harus menangisimu?!"
Pangeran Wu Chyou mulai tersenyum manis. Tebar pesona seraya menyibak rambutnya songong. "Tentu saja aku ini pangeran tampan pujaanmu."
Mayleen berlagak muntah. "Najis!"
Pangeran Wu Chyou tersenyum geli. "Aku najis tapi manis."
"BODO AMAT! PERGI DARI SINI SEKARANG JUGA!" teriak Mayleen kehabisan kesabaran.
"Kau masih bisa mendengar dengan baik, 'kan? Dan pastinya masih ingat pintu keluar kediaman ini 'kan?" Pangeran Wu Tianzhi bertanya sarkas.
Bukannya pergi, Pangeran Wu Chyou malah duduk di rumput. Menatap polos sepasang suami istri yang duduk di atas kursi. "Aku tidak akan pergi sebelum Lilin puas menikmati ketampanan ku. Aku tahu, kak. Lilin sangat merindukan wajah tampanku sehingga dia menangis."
Perkataan penuh percaya diri dan tidak tahu malu Pangeran satu itu benar-benar membuat Mayleen habis kesabaran.
Wanita cantik itu turun dari atas pangkuan suaminya dan mendekati Pangeran Wu Chyou.
Protesan sang suami diabaikannya dan tatapannya terus tertuju pada Pangeran Wu Chyou yang sekarang tersenyum polos.
"Kau membuatku sangat gemas." Geram Mayleen.
"Ya, ya, ya. Aku memang sangat menggemaskan."
Mayleen tersenyum manis lalu menjambak rambut Pangeran Wu Chyou kuat -sama halnya seperti menjambak rambut suaminya tadi pagi.
"Astaga!! Sakit, Lilin. Jangan menjambak rambut pria tampanmu ini. Nanti ketampananku berkurang." Ringis pangeran satu itu.
"Tolong jangan membuatku semakin gemas! Aku semakin ingin menjambak rambutmu sampai botak."
"Arghhh!!"
"Rasakan ini!! Mampus!! Mamam tuh tampan!!"
"Kakak tolong aku! Tangan Mayleen berbisa."
Pangeran Wu Tianzhi tertawa puas melihat adiknya mendapat jambakan maut juga dari istri cantiknya.
Dia tidak berniat melerai sama sekali akibat terlampau senang melihat korban selain dirinya.
"Kakak!! Selamatkan adik tampanmu ini!!"
"Heh! Jangan kabur!! Kembali lagi ke sini! Aku masih belum puas menjambak rambutmu."
Kedua orang itu kejar-kejaran di sekeliling Pangeran Wu Tianzhi. Satu berusaha menghindar sekuat tenaga dan satunya lagi berusaha menangkap sekuat tenaga.
Benar-benar pagi yang menghibur bagi Pangeran Wu Tianzhi setelah dibuat kelimpungan oleh Mayleen pagi ini.
Ada juga manfaat adiknya itu datang hari ini. Mayleen-nya tidak lagi menangis dan menjambak rambutnya.
Semoga setelah ini adiknya lah yang menjadi sasaran empuk Mayleen.
Tawa Pangeran Wu Tianzhi semakin menjadi-jadi saat melihat Pangeran Wu Chyou terjatuh ke tanah.
Tidak hanya sampai di sana, wajah cemong adiknya membuat Pangeran Wu Tianzhi semakin tertawa keras.
Pangeran Wu Chyou segera berdiri dengan keadaan kotor.
"Stop!!" Teriak Mayleen lagi seraya berusaha menggapai baju Pangeran Wu Chyou tapi pria itu menghindar dengan cepat.
"Jangan mengejar ku lagi, Lilin. Lepaskan lah pria tampanmu ini dan biarkan dia hidup tenang." Balas Pangeran Wu Chyou berteriak sembari terus berlari tanpa mempedulikan wajah cemong dan pakaian kotornya.
"Mereka membuatku sakit perut karena tertawa terlalu berlebihan." Kekeh Pangeran Wu Tianzhi geli.
Bersambung....
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possesive Husband
Romance(SEQUEL MAYLEEN AND GAY PRINCE) ~suka kisah cinta orang zaman kerajaan? Di sini lah tempatnya. ~suka cerita yang pemeran utama perempuannya gak mudah ditindas? Di sini lah tempatnya. ~suka cerita yang pemeran utama cowoknya bucin akut? Di sini lah t...